Senin, 26 Oktober 2009

Laporan pembiakan bakteri

I. Judul praktikum
Pembuatan media dan pembiakan bakteri
II. Tujuan praktikum
a. Mempelajari sifat-sifat koloni suatu mikroba pada media agar-agar
b. Memahami cara mengisolasi suatu mikroba pada media agar-agar
1. Tanggal praktikum

2. Dasar teori

Medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat umum diperlukan oleh sebagian mikroorganisme dan dipkai juga sebagai komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. Meskipun zat-zat yang diperlukan mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai mahkluk hidupmereka mempunyai dasar yang sama meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
Berdasarkan komposisi kimiawinya dikenal medium sintetik dan medium non sintetik atau kompleks. Komposisi kimiawi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dengan bahan-bahan kimiawi yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan cepat maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Di pihak lain, komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui denga pasti. Contohnya adalah bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrien, yaitu ekstrak daging dan pepton, mempunyai komposisi kimiawi yang tidak pasti.
Karena kaldu nutrien merupakan medium yang palng umum digunakan dalam bakteriologi ( dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri ) maka medium ini disebut juga medium serbaguna. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat pertumbuhan organisme yang di inginkan disebut medium efektif. Di samping itu di kenal pula medium differensial yaitu medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang memungkinkan si pengamat membedakan tipe bakteri.
Perkembangan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu paling banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual. Pembiakan aseksual terjadi dengan pembelahan biner, yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak lagi dan seterusnya. Tipe lain cara perkembangbiakan aseksual disamping pembelahan biner ( binari fision ) pemblahan ganda ( multiple fision ) dan perkuncupan ( budding )
Reproduksi bakteri secara pembelahan biner. Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi . waktu generasi adlah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner melintang.
Bakteri disebut aerobik bila hanya tumbuh dengan adanya oksigen bebas, dan disebut anaerobik fakultatif bila dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen bebas, karena oksigen bersifat racun terhadap kelompok bakteri anaerobik. Maka pertumbuhan teknik khusus.

III. Alat dan bahan
• 5 buah cawan petri steril
• Becker glas
• Autoklaf
• Stiler
• 5 buah kertas folio
• Kaldu 500 gr
• Agar-agar nutrien
• Alkohol 50 ℅
• Aquades
• Inkubator

IV. Cara kerja
a. Membuat media bakteri degan mencampurkan agar-agar dan kaldu kemudian mendidihkan media menggunakan stiler
b. Melakukan strerisasi cawan petry dengan menggunakan alkohol 50 %
c. Menuangkan media kedalam 5 buah cawan petry
d. Melakukan pembiakan bakteri dengan 5 perlakuan yaitu
• Bakteri dari udara
• Bakeri dari mulut
• Bakteri dari rambut
• Bakteri dari telapak tangan
• Bakteri dari debu
e. Menutup 5 buah cawan petry kecuali pada pembiakan bakteri pada udara
f. Membungkus 5 buah cawan petry dengan kertas folio dan memberi label perlakuan pada masing – masing perlakuan
g. Memasukan 5 buah cawan petry kedalam inkubasi
h. Melakukan pengamatan pembiakan bakteri pada masing – masing perlakuan selama 4 hari.
























V. Data Hasil Pengamatan

Perlakuan Jumlah koloni Bentuk bakteri Warna
Koloni Jumlah
Udara 18 77 Diplokokus Kuning dan putih
20
15
24
Mulut 16 69 Streptokokus Kuning pucat
24
9
20
Rambut 16 70 Basil, diplokokus, dan streptokokus Kuning pucat
13
25
16
Tagan 31
20
39
59 149 Diplokokus, dan streptokokus Kuning pucat, kuning dan merah muda
Debu 25
40
20
27 112 stafilokokus Kuning pucat dan putih






VI. Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengamatan, pada pebiakan bakteri kali ini menggunakan media agar nutrien dan ekstrak daging sapi, kemudian keduanya dilarutkan sehingga menghasilkan media yang menunjang pertumbuhan berabagai ragam bakteri dan mikroorgaisme lain medium ini bisa disebut juga dengan media medium pemadat, setelah siap untuk perkembangbiakan bakteri, kemudian diberikan beberapa perlakuan yaitu:
a. Udara
Mikroorganisme dan berbagai bakteri tumbuh bebas dalam udara, maka dari itu dilakukan pengamatan dalam medium agar nutrien untuk mengetahui pembiakan bakteri udara dengan cara membiarkan cawan petri tetap terbuka agar udara bebas langsung masuk kedalam medium membiakan. Pada udara diperoleh jumlah koloni bkteri yaitu 77 koloni. Setelah diinkubasikan sel-sel mikroba dalam uara berkembang begitu cepat selama 4 hari. Setiap koloni merupakan biakan murni satu macammikroorganisme. Bentuk yang di hasilkan pada bakteri udara yaitu diplokus dengan warna kuning putih.
b. Mulut
Mulut juga termasuk tempat yang dihuni beratus-ratus bakteri mikroba, medium yang telah siap untukm pertumbuhan bakteri langsung diberi udarayang berasal dari dalam mulut, setelah diinkubasikan selama 4 hari diperoleh jumlah bakteri 69 koloni bakteri dengan bentuk seperti rantai atau streptokokus denga warna bakteri kuning pucat.
c. Rambut
Medium agar siap untuk media pembiakan bakteri kemudian diberikan satu helai rambut yang dimaksudkan untuk mengetahui pembiakan bakteri pada rambut. Setelah diinkubasikan selama 4 hari diperoleh jumlah koloni 70 koloni bakteri dengan bentuk streptokokus dengan warna kuning pucat.
d. Tangan
Jari telunjuk tangan di goreskan pada medium agar, setelah diinkubasikan selama 4 hari, di peroleh jumlah koloni bakteri yaitu 149 koloni yang berbentuk diplokokus dan streptokokus dengan warna bakteri kuning pucat, kuning, dan merah muda.

e. Debu
Debu juga merupakan media pembiakan bakteri, itu di buktikan oleh hasil yang diperoleh pada medium agaryang diberikan sedikit debu yaitu sebanyak 12 koloni yang berbentuk stafilokokus dan diplokokus yang berwarna kunimg pucat dan putih.
Berdasarkan jumlah koloni yang diperoleh pada masing-masing perlakuan jumlah koloni terbanyak pada perlakuan tangan yaitu sebanyak 149 koloni bakeri. Perbedaan jumlah koloni tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pengaruh temperatur, pengaruh kebasahan dan kekeringan, pengaruh perubahan nilai osmotik, pengaruh sinar, pengaruh penghancuran secara mekanik.
jika inokulasi biakan bakteri dari udara, mulut, rambut, tangan dan debu di inokulasikan pada medium agar atau medium padat, agar sel-sel atu akan terpisah-pisah pada medium tersebut. Dengan menginokulasi sel-sel itu akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah di inkubasi, sel-sel mikroba individu itu akan memperbanyak diri sedemikian cepatnya dalam waktu 4x24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat, dan itu yang dinamakan koloni. Koloni ini tampak oleh mata telanjang. Setiap koloni yang berlainan dapat mewakili macam organisme yang berbeda-beda setiap koloni merupakan biakan murni satu macam organisme.
Bila bakteri di inokulasi kedalam suatu medium yang sesuai dengan keadaan optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasinya dapat mencapai 10-15 milyar sel bakteri permililiter. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual.
Proses reproduksi paling umum didalam daur pertumbuhan yang biasa pada populasi bakteri bakteri yaitu pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang maka satu sel tunggal membelah menjadi dua sel dan disebit sel anak.





VII. Kesimpulan
• Berdasarkan komposisi kimiawi, medium dibedakan menjadi 2 yaitu : medium sistetik dan medium non sintetik.
• Kaldu nutrien adalah medium yang sering digunakan dalam bakteriolobi.
• Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara aseksual dan seksual.
• Bakteri adalah sel prokariotik yang khas uniseluler dan tidk menganung struktur yang terbatasi membran didalam sitoplasmanya.
• Nutiren harus sesuai untuk kultivasi bakteri, dan diperlukan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.























DAFTAR PUSTAKA


Hadioetomo, Ratna, Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar, Michael, J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta : UI Press
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

1 komentar:

  1. A Android And Software Bam >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    A Android And Software Bam >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    A Android And Software Bam >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK

    BalasHapus

di add ya

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

 
WELCOME TO BAMA ANDROID And SOFTWARE