MONYET (MAKAKA FASCULARIA)
"Ada suatu teori yang menyebutkan bahwa orang yang diperlakukan dengan adil akan lebih mudah diajak kerja sama," ujar Sarah Brosnan, peneliti dari Universitas Emory di atlanta, yang mempublikasikan penelitiannya di journal Nature. "Kami ingin tahu apakah hal itu berlaku juga pada monyet capuchin yang dikenal bisa bekerjasama."
Dalam percobaan, Brosnan dan rekannya, Frans de Waal, memberi batu granit kepada monyet-monyet, sehingga masing-masing monyet mendapat sebuah batu. Monyet kemudian diajarkan untuk menukarkan batu tersebut dengan barang lain, seperti buah-buahan, sebagai pengganti.
Ketika masing-masing monyet memperoleh potongan mentimun yang sama sebagai pengganti batu, maka 95 persen binatang-binatang itu akan melakukan pertukaran dengan senang hati. Namun saat seekor monyet memperoleh anggur sementara lainnya tetap mendapatkan mentimun, maka hanya 60 persen yang akan menerima pertukaran itu. Sebagian monyet bahkan mengembalikan mentimun dan berharap memperoleh anggur.
Lebih jauh, bila seekor monyet diberi anggur tanpa harus mengembalikan batu, monyet-monyet lain yang hanya memperoleh mentimun, dan masih harus menukarnya dengan batu, akan makin jengkel, sehingga hanya 20 persen yang bersedia diajak kerja sama. Beberapa monyet menjadi marah dan melemparkan mentimun itu pada pemberinya.
"Memang sulit untuk memastikan kadar emosi binatang-binatang itu, karena mereka tidak bisa ditanyai," kata Brosnan. "Tetapi monyet-monyet tersebut menunjukkan tanda-tanda frustasi, karena monyet capuchin tidak biasanya melempar makanan."
Sebagai catatan, Brosnan menggunakan monyet-monyet betina dalam percobaan karena monyet betina hidup berkelompok di hutan tropis dan bergantung pada kerjasama untuk mendapat makanan. Monyet capuchin jantan, sebaliknya, biasa hidup sendiri atau sebagai pimpinan kelompok para betina.
Sifat kerjasama dalam gen?
Berdasar hasil percobaan di atas, Brosnan menduga bahwa manusia dan monyet mewarisi rasa keadilan yang serupa, meskipun mengalami perjalanan evolusi yang berbeda dari satu nenek moyang. Rasa keadilan itu, lanjut Brosnan, lebih merupakan sifat alami dari makhluk hidup, dan bukan sesuatu yang melulu dipelajari dari komunitas.
Benarkah dugaan tersebut? Mengenai hal ini, Charles Janson, peneliti capuchin dari State University of New York berpendapat sebaliknya. Ia menduga perilaku monyet itu dipelajari dalam pemeliharaan, dan bukan diwariskan sebagai bentuk adaptasi. Sedangkan Brosnan tetap pada pendapatnya bahwa perilaku itu bukanlah hasil pembelajaran. Menurutnya kebanyakan hewan tidak bisa mempelajari sesuatu yang tidak mereka lakukan di alam bebas. "Lebih penting lagi, untuk mengajari hewan, seseorang biasanya memberi hadiah bila hewan tersebut melakukan perintahnya," kata Brosnan. "Sedangkan dalam pengujian ini, monyet tidak diajarkan menolak pemberian yang tidak adil. Hal itu muncul secara naluriah."
Brosnan, yang akan melakukan pengujian serupa pada simpanse, memberi catatan bahwa capuchin yang memperoleh anggur tidak melakukan reaksi atas ketidakadilan tersebut. "Hal inilah yang barangkali membedakan antara rasa keadilan mereka dengan kita," kata Brosnan.
Manusia normal kebanyakan akan bereaksi terhadap ketidakadilan meski ia tidak menjadi korban. Sekali lagi hal ini berlaku bagi manusia normal. Nah, bila ada orang-orang yang tidak peduli terhadap ketimpangan-ketimpangan di sekitarnya, barangkali ia sedikit tidak normal.
ADAPTASI
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan disekitar habitatnya / tempat hidupnya yang berubah-ubah. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan.
Bentuk-bentuk Adaptasi dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Adaptasi morfologi
adalah penyesuaian struktur alat tubuh luar suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya, adaptasi morfologi meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut:
a. Bentuk kaki berbagai jenis burung
Bentuk kaki atau cakar burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang, tipe pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkram.
b. Bentuk paruh berbagai jenis burung
Bentuk paruh burung dapat dibedakan menjadi tipe pemakan biji, pemakan daging, pemakan ikan dan penghisap madu.
2. Adaptasi fisiologi
adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh bagian dalam suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya. adaptasi fisiologi meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme.. Contoh adaptasi fisiologis adalah sbb.
a. Herbivora dapat mencerna rumput atau daun yang banyak mengandung serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase.
b. Teredo navalis yang hidup kayu galangan kapal, dapat mencerna kayu dengan serat selulase.
3. Adaptasi Prilaku/Tingkah laku
adalah penyesuaian tingkah laku suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya. adaptasi tingkah laku meliputi perubahan tingkah laku.
Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang / hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti definisi :
1. Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
2. Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
3. Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
4. Estivasi
Estivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengna meranggas atau menggugurkan daun.
5. Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.
6. Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.
7. Daun jagung akan menggulung apabila udara sangat panas.
Pada saat udara panas maka daun jagung akan menggulung ini dikarenakan untuk mengurangi penguapan yang dialami oleh jagung tersebut agar tidak kehilangan sir terlalu banyak.
8. Kerbau suka berkubang
Kerbau berkubang untuk mengurangi pengaruh panas pada tubuhnya dan agar kulitnya yang tebal menjadi lunak.
Adaptasi tinkah laku/prilaku dibagi 3 yaitu:
1. Insting
Perilaku yang sering dilakukan atau 99% yang sering ditunjukan oleh organisme.
Cont: Ayam dari sejak lahir dia sudah memiliki insting didalam dirinya untuk mencari makanan dengan cara menceker-ceker tanah untuk mendapatkan makanan.
2. Refleks
Perilaku yang tidak terarah, besarnya gerakan tak sebanding dengan
stimulus yang diberikan.
Cont: ayam yang melompat tidak terarah karena terdapat gangguan yang bersifat tiba-tiba sehingga ayam tadi melompat tanpa terarah.
3. Hasil belajar
Perilaku yang berasal dari belajar pengalaman yang terus berulang-ulang
Cont: kucing bila setiap hari dipanggil pus dia diberi makanan dan setelah berulang-ulang maka saat kucing tersebut dipanggil pus maka dia sudah tau akan diberi makanan.
0 komentar:
Posting Komentar
di add ya