BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

Kamis, 10 Juni 2010

Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya terhadap Kesehatan Konsumen


 http://www.viaberita.com/wp-content/uploads/2015/06/11-copy-copy.jpg


Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya terhadap Kesehatan Konsumen
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi atau karena alasan lain menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Data statistik tahun 2002 menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan kerja berjumlah 33,06 juta atau 44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun (BPS, 2002). Wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mencari pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi menu utama sehari-hari di rumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan makanan ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang dikemas dapat dipastikan “kaya” zat aditif. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif dalam kandungan yang cukup tinggi (Republika, 2003). Pertanyaan yang muncul adalah sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan konsumen terutama ibu-ibu rumah tangga dalam memilih, mengolah makanan yang aman, higienis, cukup gizi dan menyehatkan anggota keluarganya?
Pengertian Makanan Siap Saji dan Kesehatan Konsumen
Makanan siap saji
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Zat Aditif Makanan
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
Kemasan Makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Sehat
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan konsumen tidak hanya menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga mempertimbangkan pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.
Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin 2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin, 3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol), 7) agen pengembang untuk roti dan bolu, agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG), 9) bahan pewarna. Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer (2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam makanan diantaranya: 1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4) bahan pemisah, 5) pati termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin .
Di samping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah dilaporkan oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna merah.
Kemasan Makanan Siap Saji
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).
Dampak Makanan Siap Saji
Manfaat Makanan Siap Saji
Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.
Bahaya Makanan Siap Saji
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
2. Secara Eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen. []
Sumber: http://tumoutou.net/702_07134/71034_8.htm
Tags: Gizi, karsinogenik, kemasan makanan, kesehatan, makanan siap saji, mutagenik, pangan, zat aditif makanan






HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMUKTI CIAMISJAWA BARAT


ABSTRAKSI
Latar belakang : Diperkirakan 90% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies Beberapa penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan adanya indikasi adanya hubungan antara konsumsi makanan manis(kariogenik) dengan karies gigi.
Tujuan : Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi pada anak serta untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi pada anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif atau data yang dikumpulkan dalam angka-angka dan merupakan penelitian non eskperimen dengan menggunakan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat kelas 1, 2 dan 3 sebanyak 65 anak kemudian setelah dimasukan rumus dan diinklusi, eksklusi diperoleh sampel 56 anak. Proses pengambilan data menggunakan kuesioner untuk data konsumsi makanan kariogenik, sedangkan untuk data karies gigi diperoleh dengan melakukan pemeriksaan gigi oleh perawat gigi. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 24-26 Mei 2006. Analisa data dilakukan dengan analisis deskriptif dan untuk mencari hubungan digunakan analisis uji korelasi kontingensi (Contingency Coeffcient (C)).
Hasil dan kesimpulan :Prosentase karies gigi pada anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat kelas 1, 2, dan 3 yaitu 47 anak ( 84%). Makanan kariogenik yang paling sering dikonsumsi oleh anak-anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat kelas 1, 2, dan 3 yaitu permen dan coklat dimana konsumsi makanan ≥ 3x perhari kesimpulan penelitian ini yaitu Ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik anak dengan karies gigi pada anak Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamukti Ciamis Jawa Barat ( p< 0,05) (x²hitung > x²tabel).
Kata kunci : konsumsi makanan kariogenik, karies gigi
Ingin mendapatkan lengkapnya hubungi : stikes_smart@ymail.com atau tinggalkan pesan Anda
Ditulis dalam Keperawatan, Pendidikan Kesehatan | Bertanda karies gigi, konsumsi makanan kariogenik |

Pola Konsumsi Makanan Siap Saji dan Dampaknya Bagi Kesehatan Konsumen

MAKALAH

Pola Konsumsi Makanan Siap Saji dan Dampaknya Bagi Kesehatan Konsumen

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pangan dan Kesehatan





Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Tripusporini (06320113)
2. Masruroh (06320065)
3. Murtaki Ali Soim (06320 )
4. Ahmad Daman Huri (06320001)
5. Widayat Sari (06320125)
6. Listiani (07 )
7. Maruna (07 )
8. Sri Erna (07 )

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FALKUTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan deversivikasi, hygiene, sanitasi paraktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat adiktif yang berbahaya.
Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan biaya hidup, emansipasi atau alasan lain menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Wanita sebagi ibu rumah tangga dan sebagaian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mencari parmuwisma menyebabkan makana siap saji menjadi menu utama sehari-hari dirumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus berngkat sekolah sementara ibu dan bapak harus berangkat bekerja sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapannya 3-5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan maknan ini umumnya mempunyai cita rasa yang guruh dan umumnya disukai, terutama ole anak-anak sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman dampak makanan siap sajibagi kesehatan masyarakat?
2. Bagaiman upaya mengurangi dan meminimalisasikan dampak negatif dari zat aditif pada makanan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak makanan siap saji bagi kesehatan masyarakat
2. Untuk mengetahui upaya mengurangi dan meminimalisasikan dampak negatif dari zat aditif pada makanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makanan Siap Saji
Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah dengan cara sederhana. Makan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengelolahan pangan dengan teknilogi tinggi dan memmberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makan siap saji ini berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
● Zat Aditif
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan kedalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, penambahan rasa, dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
Jenis zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan pengunaanya yaitu :
1. agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contonya lecitin
2. agen penstabil dan pemekat contohnya ailginat gliserin
3. agen pengahalang kerak untuk mencegah pengumpalan
4. agen peningkatan nutrisi contonya berbagai vitamin
5. agen penget contonya garam nitrat dan nitrit
6. agen anti oksidan contohnya vitamin C dan E
7. agen pengembang untuk rotin dan bolu
8. agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG)
9. bahan pewarna
Disamping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang penggunaan, ukuran, dan aturannya sudah ditentukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang pengunaaanya bukan untuk makanan seperti borakdan formalin sebagai pengawet. Dimana disinyalir 86,2% mei basah yang terdapat dipasar dan swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah mengunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin diberikan dalam sirup untuk menimbulkan warna merah.
● Kemasan Makanan Siap saji
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitasa makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannnya baru memperhatikan food grade dan food safety.
Beberapa yang mempengaruhi produsen dalam memiliki kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini adalah plastik atau styrofoam (pembungkus mie instan dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).

B. Dampak Makanan Siap Saji
Makanan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500-600 jenis. Jenis tersebut terdiri dari makan dan minuman yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersedian makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kulits makan dan praktis.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 kategori yaitu :
1. Aspek toksikologis, katekori residu bahan makanan yang bersifat beracun terhadap organ-organ tubuh
2. Aspek mikrobiologis, mikroba dalam makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan
3. Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat berlangsung maupun tidak langsung, dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Zat aditif Dampak terhadap kesehatan
Sulfit Sesak nafas, gatal-gatal, dan bengkak
Zat warna Menimbulkan elergi dan kanker hati, menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, dan carcinomas kelenjar tiroid
MSG Kerusakan otak, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidakmampuan belajar dan depresi
BHT dan BHA Menyebabkan kelainan kromosom pada orang tang alergi terhadap aspirin
Pemanis Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin), gangguan saraf dan otak (aspartan), dan mutagenik

Disamping bahaya dari zat aditif makan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen atau pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas, Unsaur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnta zat aditif berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormone testoteron,. Kemasan kaleng disinyalir mengandung timbale (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker dan Styrofoam bersifat mutagenic (mengubah gen) dan karsinogenik.

C. Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif
Upaya mengurangi dan meminimalisasi dampak negative dari zat aditif makanan dapt diupayakan dalam beberapa cara yaitu anatra lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapt dalam brokoli, bayam dan asaparagus: betakaroten, Vitamin B3 (niasin), Vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat dalam mentega, susu, kunig telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian kepada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan panagan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan.
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegitan PMT-AS ( Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memmenfaaatkan suber makanan lokal.
Non pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pnegawasan damn bertindak sebagai pembela konsumen.





















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Makanan siap saji yang dimaksud adalah, jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk daam kemasan, mie instan, nuget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
2. Zat aditif makanan adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
3. Berbagai zat aditif tersebut sangat berbahaya bagi makanan macam – macam zat aditi yang berbahaya bagi makanan yang diantarana yaitu seperti sulfit, zat warna, MSG, BHT dan BHA, dan pemanis.

B. Saran
 Menguarangi konsumsi makan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah – buahan serta mengkonsumsi vitamin
 Memberi pengertian pada keluarga tentang zat aditif, mengawasi,mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
 Sebagai produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap pengguna zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas kmposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
 Sebagai pemerintah malakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku.

























DAFTAR PUSTAKA

Htt://tomouto.net/702_07134/71034_8.htm
www.shwong.com/medicine_and_health.
Htt://www.kickandy.com/topik.asp
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

 
WELCOME TO BAMA ANDROID And SOFTWARE