BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

BAMA ANDROID DAN SOFTWARE

Tak semua yang kau inginkan terkabulkan, tapi yakinlah semua yang kau butuhkan pasti Allah kabulkan

Minggu, 27 Desember 2009

struktur kloroplas

ULTRA STRUKTUR KLOROPLAS
 Kloroplas merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel tumbuhan, kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil.
 Pada sel tumbuhan tingkat tinggi umumnya berisi 50 – 200 buah kloroplas, ukurannya sekitar 4-6 mikro meter.
 Bagian-bagian kloroplas :
 Membran luar
 Ruang antar membran
 Membran dalam
 Sistem membran internal yang terdiri dari: Grana, Stroma, Tilakoid.
 Membran luar, membran luar permukaannya rata dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Antara membran luar dan membran dalam dipisahkan oleh ruang antar membran yang tebalnya 10 nm. Membran ini permeabel terhadap senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah seperti : nukleotida, fosfat inorganik, derivat yang mengandung fosfat, asam karboksilat, dan sukrosa. Jadi ruang antar membran dapat dengan bebas menggunakan segala macam molekul nutrien dari sitosol.
 Ruang antar membran, adalah ruangan yang memisahkan antara membran luar dengan membran dalam, tebalnya kira-kira 10 nm.
 Membran dalam, membran dalam kloroplas merupakan barier/ penghalang antara sitosol dan stroma kloroplas. Membran dalam permeabel terhadap sukrosa, sorbitol, dan macam-macam anion. Meskipun membran dalam impermeabel terhadap sejumlah persenyawaan, namun membran dalam permeabel terhadap karbon dioksida dan asam monokarboksilat tertentu seperti asam asetat,asam gliserat, dan asam glikolat, serta kurang permeabel terhadap asam amino.
 Sistem membran internal
 Tilakoid
adalah membran dalam kloroplas yang melipat ke arah dalam dan berbentuk seperti lembaran-lembaran. Pada permukaan dalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang tersusun berderet yang disebut kuantosom. Dikuantosom inilah terdapat zat klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Klorofil ini berfungsi menangkap energi cahaya matahari, energi yang ditangkap itu digunakan untuk memecah molekul air, yang kemudian direaksikan dengan karbondioksida menjadi gula dan oksigen.
 Stroma
adalah membran dalam yang membungkus cairan kloroplas, stroma merupakan tempat untuk berlangsungnya reaksi gelap fotosintesis.
 Grana
adalah kumpulan tilakoid yang bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti tumpukan uang logam.
Peranan kloroplas dalam proses FS I dan FS II
1. Fotosistem I (FS I)
fotosistem I berisi klorofil b, klorofil a 670, klorofil a 695, dan sejumlah kecil klorofil a khusus yang mengabsorpsi cahaya dengan panjang gelombang 700 nm, disebut P.700. P700 merupakan pusat reaksi.jika cahaya mengenai PS I klorofil akan mengalami eksitasi, dan eksitasi ini menjalar diantara klorofil ke P.700. pengaktifan P.700menyebabkan terjadinya transfer sebuah elektron ke akseptor elektron X. dari akseptor X melalui ferridoksin 540 dipakai untuk mereduksi NADP+ dan H+, menjadi NADPH (non siklik). Jika terjadi eksistasi NADPH elektron akan kembali melalui Fd.590 dan sitokrom b6 ke P.700 (siklik). Pada waktu P.700 melepaskan elektronnya (foto oksidasi) akan segera kembali ke bentuk semula, dengan menerima elektron dari plastosianin (PC). PC dengan sitokrom f berdekatan dengan P.700 berfungsi untuk transfor elektron yang berasal dari PS II.

Fotosistem II
fotosistem II berisi klorofil b, klorofil a 670, kloroil a 680. sebagai pusat reaksinya adalah klorofil a yang mengabsorpsi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm, disebut P.680. pada PS II ini terdapat akseptor elektron yang diberi nama Q. akseptor ini dapat menghilangkan fluoresensi klorofil a pada PS II.
 Pembentukkan Amilum dalam proses reaksi gelap fotosintesis.
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
 Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi
 Fase reduksi,dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi.
 fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi gelap
 Reaksi gelap ini menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat), dan glukosa (C6H12O6).

faktor pembatas ekosistem sungai

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai dimensi ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak mungkin seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan perubahan ruang, dan akan berubah pula sejalan dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan ini , sehingga hubungan nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu, baik berdasarkan ruang maupun waktu.
Ada dua hukum yang berkenaan dengan faktor lingkungan sebagai faktor pembatas bagi organisme , yaitu Hukum Minimum Liebig dan Hukum Toleransi Shelford. Hukum Minimum Liebig menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis, jadi pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara esensial yang jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu janis organisme mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang mampu diterimanya, diantara kedua harga ekstrim tersebut merupakan kisaran toleransi dan didalamnya terdapat sebuah kondisi yang optimum. Dengan demikian setiap organisme hanya mampu hidup pada tempat-tempat tertentu saja, yaitu tempat yang cocok yang dapat diterimanya. Diluar daerah tersebut organisme tidak dapat bertahan hidup dan disebut daerah yang tidak toleran.
Meskipun Hukum Minimum Liebig dan Hukum Toleran shelford pada dasarnya benar namun hukum ini masih terlalu kaku, sehingga kedua hukum tersebut digabungkan menjadi konsep faktor pembatas. Hal ini didasarkan pada kenyataanbahwa kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada kondisi-kondisi yang tidak sederhana. Organisme di alam dikontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukannya, tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaannya kritis. Faktor apapun yang kurang atau melebihi batas toleransinya mungkin akan merupakan pembatas dalam pertumbuhan dan penyebaran jenis.
Semua faktor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme adalah :
1. Cahaya Matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2. Suhu Udara
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air.
3. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
4. Ketinggian tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu suhu udara semakin rendah.
5. Kuat arus
Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.


B. TUJUAN

1) Mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem sungai.
2) Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap komponen- komponen biotik ekosistem sungai.


















C. PAPARAN DATA



No Faktor Lingkungan Komponen Keterangan
Arus deras Arus tenang




1.



Faktor fisik perairan Kedalaman perairan 0,14 m 0,1 m
Lebar badan sungai 2,8 m 5,5 m
Substrat dasar batu pasir
Kecepatan arus 0,21 m/s 0,27 m/s
kecerahan cerah cerah
pH air 8,5 7,8
Temperatur air 24° C 22,5° C
Intensitas cahaya 1 2,4
suhu 37,1 ° C 37 ° C
Kelembeban udara 65 % 60 %









2.








Faktor biotik Fitoplankton
• Lumut
• alga

zooplankton
• Serangga air

Tumbuhan hijau
• Paku-pakuan
• talas
Konsumen I
• ikan
• serangga air
Konsumen II
• katak
Konsumen III
• ular
Dekomposer
• Bakteri
• Cacing























D. PEMBAHASAN


Faktor pembatas dalam ekosistem perairan sungai
a. Cahaya matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu.
b. Air.
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
c. Suhu.
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan panas evaporasi.

C. Kejernihan
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas.



D. Arus
Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.
F. Zona air deras
Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah beradapatasi khusus misalnya derter.
G. Zona air tenang
Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak tidak sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton.















E. PENUTUP


KESIMPULAN
• Setiap organisme keberadaanya, pertumbuhan, dan distribusinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan
• Faktor pembatas dalam ekosistem perairan sungai antara lain : cahaya matahari, air, suhu, kejernihan dan kuat arus.























DAFTAR PUSTAKA


• Odum, eugene,P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi, edisi ketiga, Yogyakarta ; Universitas. Gajah Mada Press
• Odum, howard, T. 1992. Ekologi sistem, Yogyakarta ; Universitas Gajah Mada Press
• Polunin, nicholas. 1997. Teori ekosistem dan penerapannya. Yogyakarta ; Universitas Gajah Mada Press
• Susatyo, ari. 2003. Petunjuk praktikum ekologi. Semarang ; IKIP PGRI Semarang





















FAKTOR PEMBATAS PADA EKOSISTEM SUNGAI
Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Ekologi






Disusun Oleh :

RUSTAMAJI ( 06320189 )





JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2008

ekologi hutan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI I
FAKTOR PEMBATAS DALAM EKOSISTEM HUTAN
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah Praktikum Ekologi I

Dosen : Ary Susatyo Nugroho, M.Si.



Disusun Oleh Kelompok IV
Kelas V A
1. Dwi Putri Endriani ( 06320029 )
2. Eti Sukma Kristanti ( 06320039 )
3. Heri Priadi ( 06320045 )
4. Nur Wakidah ( 06320085 )
5. Puji Wahyurini ( 06320089 )
6. Puji Susilowati ( )
7. Ulfatul Khasanah ( 06320145 )



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2008
FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM DALAM HUTAN

Hari dan Tanggal Pelaksanaan Praktikum : Sabtu, 08 November 2008

A. Diskripsi Umum
Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut faktor lingkungan. Lingkungan memiliki dimensi ruang dan waktu yang berarti kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan perubahan ruang dan akan berubah pula sejalan dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan ini, sehungga hubungan yang nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu baik berdasarkan ruang maupun waktu.
Ada dua hukum yang berkenaan dengan faktor lingkungan sebagai faktor pembatas bagi organisme, yaitu Hukum minimum Liebig dan Hukum toleransi Shelford. Hukum minimum liebig menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis. Jadi pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara yang melimpah tetapi ditentukan oleh unsur hara yang jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan, suatu jenis organisme memiliki suatu kondisi minimum dan maksimum yang mampu diterimanya, diantara kedua harga ekstrim tersebut merupakan kisaran toleransi dan didalamnya terdapat sebuah kondisi yang optimum. Dengan demikian setiap organisme hanya mampu hidup pada tempat-tempat tertentu saja, yaitu tempat yang cocok yang dapat diterimanya. Diluar daerah tersebut organisme tidak dapat bertahan dan disebut dengan daerah yang tidak toleran.
Meskipun hukum minimum Liebig dan Hukum Toleransi Shelford pada dasarnya benar namun humkum ini masih terlalu kaku, sehingga kedua hukum tersebut digabungkan menjadi konsep faktor pembatas. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada kondisi-kondisi yang tidak sederhana. Organisme dialam di kontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukannya, tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaannya kritis. Faktor apapun yang kurang atau melebihi batas toleransinya mungkin akan merupakan pembatas dalam pertumbuhan dan penyebaran jenis.
Semua faktor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme adalah;
1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun berlebihan dapat menjadi faktor pembatas bagi ekosistem.
2. Suhu Udara
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme, Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air.Kisaran suhu yang sangat kecil antara minus 200oC sampai 100oC dibandingkan kisaran suhu ribuan derajad C yang dikenal di alam semesta.
3. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air di bumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada suatu ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah dan keteragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
4. Ketinggian Tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, kerenggangan gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu udara semakin rendah.
5. Kuat Arus
Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.




B.Tujuan Praktikum;
1. Mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem hutan.
2. Mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem padang rumput.
C. Paparan Data
No Faktor Lingkungan Komponen Tempat terang Tempat teduh
1. Faktor Klimatik Intensitas cahaya
Temperatur Udara
Kelembapan Udara
Arah Angin
Awan
Debu
Asap 897
31oC
70 %
-
Berawan (+ + )
-
- 360
27oC
82 %
-
Berawan ( + + + )
-
-
2. Faktor Edafik Tekstur tanah
Warna tanah
Porositas
pH
Kadar air tanah
Keberadaan Batu Lempung berpasir
Kecoklatan

6,2
5,9 %
ada Lempung
Merah

5,9
6,2 %
ada
3. Faktor Topografi Ketinggian Tempat
Kemiringan Lahan
Arah kemiringan Lahan
Kondisi permukaan lahan
50o

datar
42o

bergelombang
4. Faktor Biotik Tumbuhan Hijau
 Sengon
 Nangka
 Branchiaria mutica
 Cynodon dactylon
 Panycum brevifolium
 Cyperus kyllinga
 Ageratum conyzoides
 Hyptis capitarta
 Hyptes capitata
 Phylantus amarus
 Lumut
Jamur
 Jamur kuping
 Jamur amanita
Konsumen I
 Semut hitam
 Belalang ranting
 Belalang hijau
Konsumen II
 Burung
 Katak
Konsumen III
 Ular
Dekomposer
 Jamur
 Cacing
2 pohon
3 pohon
banyak
banyak
sedikit
banyak
banyak
sedikit
sedikit
banyak
sedikit

tidak ada
ada

ada
tidak ada
ada

ada
tidak ada

tidak ada

ada
ada
1 pohon
4 pohon
banyak
sedikit
sedikit
banyak
sedikit
banyak
banyak
sedikit
banyak

ada
ada

ada
ada
tidak ada

ada
ada

ada

ada
ada

D. Pembahasan
Intesitas cahaya ekosistem hutan sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut sehingga kualitas cahaya merupakan faktor yang vital tetapi juga membatasi keduanya pada tingkat maximum dan minimum. Seperti hal nya pada tanaman sengon yang memiliki intensitas cahaya yang tinggi dari golongan lumut tidak memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Temperatur udara dan kelembaban udara sangat berperan dalam proses-proses metabolisme tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya dalam suplai air seperti lumut dan jamur memerlukan daerah yang lembab untuk mempertahankan hidupnya. Beberapa mahluk terutama yang sedang berada didalam tingkat beristirahat dapat ada dalam suhu sangat rendah dalam waktu yang singkat, sedang beberapa mikroorganisme terutama bakteria dan algadapat hidup dan bereproduksi di suhu yang sangat tinggi.
Tekstur tanah, warna, serta pH juga dapat dijadikan sebagai faktor pembatas ekosistem hutan. Tekstur tanah menunjukkan sifat halus atau kasarnya butirann-butiran tanah didalamnya terkandung antara pasir ( sand ), debu ( silt ), liat ( clay ). Dalam ekosistem ini tekstur tanahnya lempung berpasir ( Sandy loam ). Secara alami tanah tidak memiliki struktur yang sempurna namun demikian orang menyederhanakannya dalam ide yang sempurna yang dinamakan dengan tanah Ideal. Tanah hutan yang berwarna coklat sampai hitam mudah didapati. Hal ini disebabkan oleh warna tanah yang dipengaruhi oleh kelembapan dan bahan organik yang ada didalamnya.
pH tanah di ekosistem ini berkisar antara 4,5 sampai 6,7. Jenis tanaman yang dapat bertahan hidup dan mengalami proses pertumbuhan berkisar pada pH tanah minimum 4,5 sampai 6,7, pH tanah yang netral adalah 7.sedang batas maximum tanaman dapat hidup pada pH 8,9 karena tingkat kebasaan tinggi dan tidak perlu penggampingan atau kebutuhan kapur.
Air , Hujan ditentukan sebagian besar ditentukan oleh pola geografi dan pola gerakan-gerakan udara yang besar atau sistem-sistem cuaca. Penyebaran hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme-organisme.Pada kasus ini tumbuhan dan hewan harus mampu hidup atau mengatasi periode kekeringan yang panjang yang pada umumnya curah hujan cenderung tersebar tidak merata dalam musim didaerah tropik dan subtropik sering kali dengan masa-masa kering dan basah yang jelas sehingga apabila tumbuhan atau hewan tidak mampu beradaptasi akan gugur atau mati.
Keadaan topografi sangat mempengaruhi profil tanah didalam daerah iklim tertentu. Lahan berbukit-bukit atau terutama disalahgunakan oleh manusia cenderung akan merusak lapisan tanah dan tanah cenderung memiliki lapisan A dan B yang tipis oleh erosi. Dilahan yang rata air dapat mencuci bahan-bahan dengan sangat cepat kedalam lapisan yang lebih dalam kadang-kadang membentuk endapan yang tidak dapat tembus oleh akar,binatang, air sehingga tanaman kerdil.
Faktor biotik disini terdapat populsai yang membentuk komunitas biotik dan membentuk ekosistem.



 Rantai makanan di tempat terang pada ekosistem hutan
Rumput → Belalang
↑ ↓
Pengurai ← Burung

 Rantai makanan di tempat teduh pada ekosistem hutan
Rumput → belalang
↑ ↓
Pengurai ← Ular ← katak


E. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pembatas ekosistem hutan adalah;
 Faktor klimatik meliputi intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara,.
 Faktor edafik meliputi tekstur tanah, warna tanah, porositas, pH, Kadar air tanah.
 Faktor topografi meliputi ketinggian tempat,kemiringan lahan, arah kemiringan lahan.
 Mahluk dapat memiliki suatu kisaran toleransi lebar untuk suatu fktor dan suatu kisaran sempit untuk faktor lainnya.
 Mahluk dengan kisaran toleransi lebar untuk semua faktor memiliki agihan paling luas.











DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Mul: 2004: Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman:Rieneka Cipta: Jakarta.
Odum, Eugene P:1993: Dasar-dasar Ekologi III:UGM Press: Jogjakarta
Rukmana Rahmat, Uu Sugandi saputra: 1999:Gulma dan teknik Pengendalian:Kanisius: Jakarta.
Roesmarkam, Affandie. Nasih Widya Yuwono: 2002: Ilmu Kesuburan Tanah: Kanisius: Jakarta.
Rafi’I, suryatna: 1982: Ilmu Tanah: Angkasa:Bandung.
Soetjipta: 1982: Dasar-dasar Ekologi Hewan: UGM: Jogjakarta.
Nugroho, Ari Susatyo: 2005: Petunjuk Praktikum Ekologi I: IKIP PGRI Press: Semarang.




ekologi hutan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI I
FAKTOR PEMBATAS DALAM EKOSISTEM HUTAN
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah Praktikum Ekologi I

Dosen : Ary Susatyo Nugroho, M.Si.



Disusun Oleh Kelompok IV
Kelas V A
1. Dwi Putri Endriani ( 06320029 )
2. Eti Sukma Kristanti ( 06320039 )
3. Heri Priadi ( 06320045 )
4. Nur Wakidah ( 06320085 )
5. Puji Wahyurini ( 06320089 )
6. Puji Susilowati ( )
7. Ulfatul Khasanah ( 06320145 )



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2008
FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM DALAM HUTAN

Hari dan Tanggal Pelaksanaan Praktikum : Sabtu, 08 November 2008

A. Diskripsi Umum
Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut disebut faktor lingkungan. Lingkungan memiliki dimensi ruang dan waktu yang berarti kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan perubahan ruang dan akan berubah pula sejalan dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan ini, sehungga hubungan yang nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu baik berdasarkan ruang maupun waktu.
Ada dua hukum yang berkenaan dengan faktor lingkungan sebagai faktor pembatas bagi organisme, yaitu Hukum minimum Liebig dan Hukum toleransi Shelford. Hukum minimum liebig menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis. Jadi pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara yang melimpah tetapi ditentukan oleh unsur hara yang jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan, suatu jenis organisme memiliki suatu kondisi minimum dan maksimum yang mampu diterimanya, diantara kedua harga ekstrim tersebut merupakan kisaran toleransi dan didalamnya terdapat sebuah kondisi yang optimum. Dengan demikian setiap organisme hanya mampu hidup pada tempat-tempat tertentu saja, yaitu tempat yang cocok yang dapat diterimanya. Diluar daerah tersebut organisme tidak dapat bertahan dan disebut dengan daerah yang tidak toleran.
Meskipun hukum minimum Liebig dan Hukum Toleransi Shelford pada dasarnya benar namun humkum ini masih terlalu kaku, sehingga kedua hukum tersebut digabungkan menjadi konsep faktor pembatas. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada kondisi-kondisi yang tidak sederhana. Organisme dialam di kontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukannya, tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaannya kritis. Faktor apapun yang kurang atau melebihi batas toleransinya mungkin akan merupakan pembatas dalam pertumbuhan dan penyebaran jenis.
Semua faktor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme adalah;
1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun berlebihan dapat menjadi faktor pembatas bagi ekosistem.
2. Suhu Udara
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme, Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air.Kisaran suhu yang sangat kecil antara minus 200oC sampai 100oC dibandingkan kisaran suhu ribuan derajad C yang dikenal di alam semesta.
3. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air di bumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada suatu ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah dan keteragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.
4. Ketinggian Tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, kerenggangan gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu udara semakin rendah.
5. Kuat Arus
Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.




B.Tujuan Praktikum;
1. Mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem hutan.
2. Mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem padang rumput.
C. Paparan Data
No Faktor Lingkungan Komponen Tempat terang Tempat teduh
1. Faktor Klimatik Intensitas cahaya
Temperatur Udara
Kelembapan Udara
Arah Angin
Awan
Debu
Asap 897
31oC
70 %
-
Berawan (+ + )
-
- 360
27oC
82 %
-
Berawan ( + + + )
-
-
2. Faktor Edafik Tekstur tanah
Warna tanah
Porositas
pH
Kadar air tanah
Keberadaan Batu Lempung berpasir
Kecoklatan

6,2
5,9 %
ada Lempung
Merah

5,9
6,2 %
ada
3. Faktor Topografi Ketinggian Tempat
Kemiringan Lahan
Arah kemiringan Lahan
Kondisi permukaan lahan
50o

datar
42o

bergelombang
4. Faktor Biotik Tumbuhan Hijau
 Sengon
 Nangka
 Branchiaria mutica
 Cynodon dactylon
 Panycum brevifolium
 Cyperus kyllinga
 Ageratum conyzoides
 Hyptis capitarta
 Hyptes capitata
 Phylantus amarus
 Lumut
Jamur
 Jamur kuping
 Jamur amanita
Konsumen I
 Semut hitam
 Belalang ranting
 Belalang hijau
Konsumen II
 Burung
 Katak
Konsumen III
 Ular
Dekomposer
 Jamur
 Cacing
2 pohon
3 pohon
banyak
banyak
sedikit
banyak
banyak
sedikit
sedikit
banyak
sedikit

tidak ada
ada

ada
tidak ada
ada

ada
tidak ada

tidak ada

ada
ada
1 pohon
4 pohon
banyak
sedikit
sedikit
banyak
sedikit
banyak
banyak
sedikit
banyak

ada
ada

ada
ada
tidak ada

ada
ada

ada

ada
ada

D. Pembahasan
Intesitas cahaya ekosistem hutan sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut sehingga kualitas cahaya merupakan faktor yang vital tetapi juga membatasi keduanya pada tingkat maximum dan minimum. Seperti hal nya pada tanaman sengon yang memiliki intensitas cahaya yang tinggi dari golongan lumut tidak memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Temperatur udara dan kelembaban udara sangat berperan dalam proses-proses metabolisme tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya dalam suplai air seperti lumut dan jamur memerlukan daerah yang lembab untuk mempertahankan hidupnya. Beberapa mahluk terutama yang sedang berada didalam tingkat beristirahat dapat ada dalam suhu sangat rendah dalam waktu yang singkat, sedang beberapa mikroorganisme terutama bakteria dan algadapat hidup dan bereproduksi di suhu yang sangat tinggi.
Tekstur tanah, warna, serta pH juga dapat dijadikan sebagai faktor pembatas ekosistem hutan. Tekstur tanah menunjukkan sifat halus atau kasarnya butirann-butiran tanah didalamnya terkandung antara pasir ( sand ), debu ( silt ), liat ( clay ). Dalam ekosistem ini tekstur tanahnya lempung berpasir ( Sandy loam ). Secara alami tanah tidak memiliki struktur yang sempurna namun demikian orang menyederhanakannya dalam ide yang sempurna yang dinamakan dengan tanah Ideal. Tanah hutan yang berwarna coklat sampai hitam mudah didapati. Hal ini disebabkan oleh warna tanah yang dipengaruhi oleh kelembapan dan bahan organik yang ada didalamnya.
pH tanah di ekosistem ini berkisar antara 4,5 sampai 6,7. Jenis tanaman yang dapat bertahan hidup dan mengalami proses pertumbuhan berkisar pada pH tanah minimum 4,5 sampai 6,7, pH tanah yang netral adalah 7.sedang batas maximum tanaman dapat hidup pada pH 8,9 karena tingkat kebasaan tinggi dan tidak perlu penggampingan atau kebutuhan kapur.
Air , Hujan ditentukan sebagian besar ditentukan oleh pola geografi dan pola gerakan-gerakan udara yang besar atau sistem-sistem cuaca. Penyebaran hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme-organisme.Pada kasus ini tumbuhan dan hewan harus mampu hidup atau mengatasi periode kekeringan yang panjang yang pada umumnya curah hujan cenderung tersebar tidak merata dalam musim didaerah tropik dan subtropik sering kali dengan masa-masa kering dan basah yang jelas sehingga apabila tumbuhan atau hewan tidak mampu beradaptasi akan gugur atau mati.
Keadaan topografi sangat mempengaruhi profil tanah didalam daerah iklim tertentu. Lahan berbukit-bukit atau terutama disalahgunakan oleh manusia cenderung akan merusak lapisan tanah dan tanah cenderung memiliki lapisan A dan B yang tipis oleh erosi. Dilahan yang rata air dapat mencuci bahan-bahan dengan sangat cepat kedalam lapisan yang lebih dalam kadang-kadang membentuk endapan yang tidak dapat tembus oleh akar,binatang, air sehingga tanaman kerdil.
Faktor biotik disini terdapat populsai yang membentuk komunitas biotik dan membentuk ekosistem.



 Rantai makanan di tempat terang pada ekosistem hutan
Rumput → Belalang
↑ ↓
Pengurai ← Burung

 Rantai makanan di tempat teduh pada ekosistem hutan
Rumput → belalang
↑ ↓
Pengurai ← Ular ← katak


E. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pembatas ekosistem hutan adalah;
 Faktor klimatik meliputi intensitas cahaya, temperatur udara, kelembaban udara,.
 Faktor edafik meliputi tekstur tanah, warna tanah, porositas, pH, Kadar air tanah.
 Faktor topografi meliputi ketinggian tempat,kemiringan lahan, arah kemiringan lahan.
 Mahluk dapat memiliki suatu kisaran toleransi lebar untuk suatu fktor dan suatu kisaran sempit untuk faktor lainnya.
 Mahluk dengan kisaran toleransi lebar untuk semua faktor memiliki agihan paling luas.











DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Mul: 2004: Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman:Rieneka Cipta: Jakarta.
Odum, Eugene P:1993: Dasar-dasar Ekologi III:UGM Press: Jogjakarta
Rukmana Rahmat, Uu Sugandi saputra: 1999:Gulma dan teknik Pengendalian:Kanisius: Jakarta.
Roesmarkam, Affandie. Nasih Widya Yuwono: 2002: Ilmu Kesuburan Tanah: Kanisius: Jakarta.
Rafi’I, suryatna: 1982: Ilmu Tanah: Angkasa:Bandung.
Soetjipta: 1982: Dasar-dasar Ekologi Hewan: UGM: Jogjakarta.
Nugroho, Ari Susatyo: 2005: Petunjuk Praktikum Ekologi I: IKIP PGRI Press: Semarang.

prinsip prinsip ekologi

PRINSIP PRPNSIP EKOLOGI
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar.
Gbr. Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi. Perhatikan Gambar 6.4.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar 6.5.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga. Lihat Gambar 6.6.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perhatikan Gambar 6.7
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas. (LihatGambar 6.9).
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita. (LihatGambar 6.1 0).
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya. Lihat Gambar 6.11.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
b. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut. Perhatikan Gambar 6.12.
B. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi :
700 - 500 = 200batang
1990-1980 10 tahun

= 20 batang/tahun
Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu utama pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
C. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
D. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja

Ekosistem

KOMPONEN DALAM EKOSISTEM

A. PENDAHULUAN
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi karena ekosistem mencakup organisme hidup dan lingkungan abiotik yang saling mempengaruhi, sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian alam di bumi ini.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang tinggi yang merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Ekosistem tersusun atas komponen abiotik dan komponen biotik.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem yang tersusun atas benda-benda mati yang terdiri atas :
a. Faktor klimatik
Meliputi cahaya matahari, temperatur udara, kelembapan udara, kandungan gas atmosfer, angin, dll.
b. Faktor edafik
Meliputi sifat fisik tanah seperti: tekstur, kematangan, porositas, kapasitas menahan air, dsb serta sifat kimia tanah seperti pH.
c. Faktor topografi
Meliputi ketinggian tempat, kemiringan lahan, arah kemiringan lahan.
d. Faktor air
Meliputi kedalaman perairan, kecerahan, pH, kandungan unsur hara.
2. Komponen Biotik
Merupakan komponen ekosistem yang tersusun atas beraneka ragam mekhluk hidup terdiri atas :
a. Produsen
Meliputi tumbuhan hijau.
b. Konsumen
Meliputi herbivora dan karnivora.
c. Dekomposer
Meliputi bakteri, aktinomisetes, fungi.
Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam berbagai ukuran, misalnya satuan kolam, danau, sawah, ataupun hutan yang luas. Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerjasama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun dalam waktu yang singkat, kesatuan tersebut dapat dianggap sebagai sebuah ekosistem.
Perbedaan antara ekosistem yang satu dengan yang lainnya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Jumlah jenis organisme produsen.
2. Jumlah jenis organisme konsumen.
3. Jumlah keanekaragaman mikroorganisme.
4. Jumlah dan macam komponen abiotik.
5. Kompleksitas interaksi antar komponen.
6. Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengkaji komponen-komponen dalam ekosistem hutan.
2. Mengkaji komponen-komponen dalam ekosistem sungai.

C. ALAT DAN BAHAN
1. Termometer
2. Anemometer
3. Lux-meter
4. Higrometer
5. Soil-tester
6. pH meter
7. Meteran
8. Jala surber
9. Jaring plankton

D. CARA KERJA
1. Mendatangi pada sebuah ekosistem hutan.
2. Mengamati semua komponen penyusun ekosistem.
3. Mencatat setiap komponen lingkungan yang di dapat, mulai faktor klimatik, edafik, hidrologi, dan faktor biotik.
4. Mengamati hubungan timbal balik yang terjadi antar komponen dalam ekosistem tersebut.
5. Memasukkan data pengamatan ke dalam tabel.
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan : Kondisi Lingkungan Ekosistem Perairan Sungai.
No Komponen Stasiun
I II III
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Faktor Klimatik
1. Intensitas cahaya 95 94 95 94 95 95 95 95 95
2. Temperatur udara 300C 300C 300C 300C 300C 300C 300C 300C 300C
3. Kelembapan udara 69 70 69 71 70 70 69 70 70
4. Kecepatan angin - - - - - - - - -
5. Arah angin utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan utara
selatan
6. Keberadaan awan ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
7. Debu - - - - - - - - -
8. Asap - - - - - - - - -
2 Faktor Kimia Fisik
1. Kedalaman air 13 cm 12,8 cm 12,9 cm 13,9 cm 14 cm 14 cm 14,8 cm 14,9 cm 15 cm
2. Lebar sungai 3,5 m 3,6 m 3,5 m 4 m 4,1 m 4,01 m 3,9 m 4 m 3,7 m
3. Substrat dasar Pasir Pasir Pasir Kerikil Kerikil Kerikil Koral Koral Koral
4. Kecepatan arus 12,4 m/s 12,4 m/s 12,4 m/s 11 m/s 11 m/s 11 m/s 14,2 m/s 14,2 m/s 14,2 m/s
5. Kecerahan ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
6. Temperatur air 230 230 230 230 230 230 230 230 230
7. pH air 8,5 8,4 8,3 7,9 7,9 8 8,2 8,3 8,3
8. Warna air Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
9. Bau - - - - - - - - -
10. Rasa Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar
3 Faktor Biotik
Fitoplakton

Zooplankton
• Ikan kecil
• Katak
• Ular
• Ikan besar
• Serangga air
Tumbuhan hijau
• Lumut
Konsumen I
• Katak
• Ikan besar
Konsumen II
• Ular
Konsumen III


2. Tabel Pengamatan : Faktor Lingkungan Ekosistem Hutan.
No Komponen Stasiun
I II
1 2 3 1 2 3
1 Faktor Klimatik
1. Intensitas cahaya 986 989 890 264 413 358
2. Kelembapan udara 70 70 70 70 71 70
3. Kecepatan angin - - - - - -
4. Arah angin Ke selatan Ke selatan Ke selatan Ke selatan Ke selatan Ke selatan
5. Awan +++ ++ +++ + ++ +++
6. Debu - - - - - -
7. Asap - - - - - -
2 Faktor Edafik
1. Tekstur tanah Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir Pasir
2. Warna tanah Coklat Merah Merah Coklat Coklat Coklat
3. Temperatur
4. Porositas - - - - - -
5. pH 3 3 4 6 5 5
6. Kadar air tanah Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
7. Kadar bahan organik - - - - - -
8. Keberadaan batu - + + +++ + +
3 Faktor Topografi
1. Ketinggian tempat 500 m 510 m 509 m 519 m 518 m 519 m
2. Kemiringan lahan 200 200 200 200 200 200
3. Arah kemiringan lahan - - - - - -
4. Bergelombang/rata B B B B B B
4 Faktor biotik
Tumbuhan hijau
• Rumput teki
• Rumput biasa
• Semak
• Semak berduri
• Paku-pakuan
Hewan
• Semut hitam kecil
• Semut hitam besar
• Semut merah kecil
• Semut merah besar
• Balalang
• Kumbang
• Laba-laba
• Ulat
• Jangkrik
• Cacing
Konsumen I
• Belalang
• Ulat
• Jangkrik
Konsumen II
• Laba-laba
Konsumen III
• Semut



F. PEMBAHASAN
Dari tabel pengamatan dapat di lihat bahwa dalam sebuah ekosistem tersusun atas komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri atas konsumen, produsen, dan dekomposer. Sedangkan faktor abiotik terdiri atas faktor klimatik, edafik, topografi, air. Masing-masing faktor dalam ekosistem akan mempengaruhi ekosistem tersebut. Semua komponen saling melengkapi terhadap organisme yang satu dengan yang lain. Untuk dapat bertahan hidup, organisme melakukan hubungan timbal balik atau dalam ekosistem terjadi jaring-jaring makanan dan rantai makanan.
Dalam ekositem sungai, dan hutan terdapat beberapa perbedaan baik jumlah organisme atau faktor biotik maupun cara organisme itu hidup yang berbeda maupun jumlah ketersediaan makanan. Faktor lain misalkan suhu, pH tanah, pH air, temperatur dan lain-lain.

Profesi pendidikan

Makalah Profesi Kependidikan


Permasalahan Pendidikan










Disusun oleh :

1. Desti Indriyani (06320021)
2. Ety Sukma Kristanti (06320037)
3. Lia Fatmawati (06320061)
4. Nesya Dyla Febriana (06320073)
5. Nor Angga Fitria. A (06320077)





FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
IKIP PGRI SEMARANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN


I. Latar Belakang
Pengertian masalah seringkali dikacaukan dengan istilah kesulitan, kendala atau hambatan, isu, kebutuhan dan istilah-istilah lainnya. Akibatnya, kita sering mengalami kebingungan apabila sedang menghadapi pilihan mana yang disebut dengan masalah dan mana yang bukan masalah. Menurut Barry F. Anderson (1989:1) dan Roger Kaufman (1987:11) masalah didefinisikan sebagai kesenjangan antara apa yang senyatanya terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Dengan pengertian ini, maka pembahasan tentang masalah adalah sangat bergantung pada dan dalam latar (setting) apa pembicaraan itu berlangsung. Dengan kata lain, arah pembahasan itu harus bersifat spesifik dan menunjukkan objek yang dibahas secara langsung.
Masalah-masalah yang terjadi di dalam dunia pendidikan adalah sangat kompleks, rumit, bermatra ganda, dan kait-mengait antara masalah satu dengan masalah lainnya. Sebab munculnya satu masalah akan diikuti oleh munculnya masalah lainnya, dan bahkan seringkali munculnya masalah saling bersamaan. Secara makro, beberapa masalah pendidikan yang dapat diidentifikasikan yaitu mengenai pemerataan pendidikan, kualitas pendidika, efisiensi pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan kebutuhanpembangunan (Wardiman Djojonegoro, 1993:11-13).

II. Permasalahan
a. Jenis-jenis permasalahan dalam dunia pendidikan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi muncul / berkembangnya masalah pendidikan.
c. Pemecahan dalam menghadapi masalah pendidikan.

III. Tujuan
a. Untuk mengetahui jenis-jenis permasalahan dalam dunia pendidikan.
b. Untuk mengetahiu factor-faktor yang mempengaruhi muncul / berkembangnya masalah pendidikan.
c. Mengetahui cara pemecahan masalah dalam dunia pendidikan.








BAB II
ISI

Permasalahan yang dihadapi organisasi professional keguruan dewasa ini, secara umum tertera pada pernyataan Nusyirwan Hamzah (1992) bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh ikatan profesi terhadap para anggotanya adalah obyektif dan general. Ia ditetapkan seragam pada semua anggota berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Namun tingkat profesionalisme para professional anggota ikatan profesi tidaklah sama : ada yang profesionalismenya lebih tinggi dan ada yang lebih rendah. Munculnya variasi tingkat profesionalisme anggota profesi tergantung pada suatu kondisi, yaitu dari intensitas individu dalam menyerap nilai profesionalisme tersebut dengan demikian variabel yang bermain disini adalah tingkat keterlibatan individu dalam kegiatan ikatan profesi.
Atas dasar pengertian yang tertera dalam pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa secara umum permasalahan yang dihadapi organisasi professional keguruan dewasa ini adalah, bagaimana meningkatkan kadar profesionalisme yang lebih tinggi pada anggotanya, serta bagaimana peningkatan kadar keterlibatan anggotanya dalam kegiatan ikatan profesi.

 Berbagai Masalah Yang Dihadapi
Menangani masalah pendidikan diibaratkan seperti menangani masalah banjir. Semua pihak inginnya ikut terlibat. Penangan meledaknya arus murid baru misalnya, atau penurunan peserta UMPTN misalnya, semua pihak mengemukakan argumentasinya dalam masalah tersebut. Padahal sebagaimana disebutkan terdahulu, bahwa penanganan masalah pendidikan seharusnya ditangani oleh mereka yang memiliki kewenangan dan kemampuan. Meski demikian, pemerintah tidak henti-hentinya melakukan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya ini beberapa kendala yang dihadapi adalah :
a. Kurang maksimalnya daya dukung kalangan tenaga kependidikan itu sendiri. Ini akibat sangat beragamnya latar belakang basis pendidikan tenaga kependidikan, baik dilihat dari segi jenis maupun tingkatnya.
b. Kurangnya sarana san prasarana yang tersedia, yang dapat mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di lembaga-lembaga pendidikan dewasa ini adalah sarana dan prasarana yang bersifat manual dan sangat sederhana, bahkan mungkin sudah tertinggal.
c. Terbatasnya anggaran pendidikan, yang sampai dewasa ini, anggaran pendidikan secara keseluruhan hanya berkisar antara 3% - 4% dari seluruh anggaran belanja negara (APBN). Keterbatasan ini pada gilirannya akan membetasi pula perwujudan kreativitas tenaga kependidikan.
d. Masih kurangnya daya dukung masyarakat dalam ikut berpartisipasi membiayai penyelenggaraan pendidikan, meskipun secara konstitusional disebutkan bahwa tanggung jawab pendidikan berada pada orang tua, masyarakat dan negara. Tetapi dalam hal membiayai pendidikan justru tanggung jawab pertama berada pada pihak pemerintah.
e. Standarisasi mutu pendidikan yang sangat beragam, baik dilihat dari wilayah, jenis, jenjang maupun status kelembagaan. Ini berakibat tidak terstandarnya prestasi hasil belajar. Suatu sekolah swasta di daerah misalnya, prestasi belajar maupun prestasi kelembagaan akan selalu berada di bawah prestasi yang dicapai oleh sekolah-sekolah di Ibu Kota. Akibat lebih jauh, sekolah-sekolah di daerah akan selalu tertinggal dalam berpacu mengejar prestasi dan kesempatan.
Dari berbagai masalah tersebut nyatalah, bahwa sebenarnya profesi kependidikan sangat diperlukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan. Justru dengan hambatan-hambatan tersebut, semestinya mendorong kalangan profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan keprofesionalannya dan meningkatkan kualitas unjuk kerjanya.

 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan
Selain kendala-kendala di atas, ada empat factor penting yang menjadi sumber masalah pokok pendidikan. Keempat faktor itu adalah :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Pertumbuhan penduduk.
c. Aspirasi masyarakat akan pendidikan.
d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

 Permasalahan Pendidikan Aktual di Lapangan
Wardiman Djojonegoro (1993:7) menyatakan bahwa permasalahan pendidikan yang menonjol selama Pembangunan Jangka Panjang I dan yang mempunyai implikasi pada pengembangan kebijakan pendidikan dalam Pelita VI sebagai awal PJP II adalah sebagai berikut :
a. Belum semua program pendidikan berorientasi kepada kebutuhan pembangunan.
b. Keterbatasan kemampuan ekonomi orang tua siswa untuk membiayai pendidikan anaknya. Di samping itu juga terdapat perbenturan antara kepentingan belajar di sekolah dan mencari nafkah di kalangan anak-anak dari tingkat social ekonomi yang kurang mampu.
c. Keterbatasan dana untuk membiayai seluruh program pendidikan nasional.
d. Tingginya angka “drop out” pada berbagai tingkat pendidikan.
e. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dan distribusinya yang belum merata antara daerah dan antar lokasi.
f. Isi kurikulum nasional dan muatan lokal umumnya masih lemah dan belum mampu secara optimal memenuhi kebutuhan peserta didik dan pembangunan, serta masih terdapat kesenjangan antara kurikulum yang tertulis dengan implementasinya di lapangan akibat berbagai kendala sumberdaya.
g. Terdapat kesenjangan dalam jumlah, kualitas, dan distribusi guru/tenaga kependidikan pada jenis, dan jenjang pendidikan.
h. Pada jenjang pendidikan tinggi, masih terdapat keragaman kualitas yang luas antara perguruan tinggi menurut lokasi geografisnya (kota besar, kota kecil, Jawa dan luar Jawa) dan status (negeri dan swasta).

Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, Depdikbud mengambil strategi dasar implementasi pembangunan pendidikan pada Pelita VI dengan mendasarkan diri pada pemerataan kesempatan, relevansi, kualitas, dan efisiensi sebagai berikut :
1. Pemerataan Kesempatan
a. Pelaksanaan wajib belajar 9 tahun melalui jalur sekolah dan luar sekolah.
b. Peningkatan perhatian kapada populasi khusus (anak dari daerah terpencil, kurang beruntung, cacat dan ber-kemampuan luar biasa).
c. Perluasan investasi untuk infrastruktur dan tenaga kependidikan.
d. Realokasi sumber dan keahlian pendidikan ke daerah-daerah.
e. Desentralisasi/dekonsentrasi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya pendidikan di daerah dan mendorong kemandirian, prakarsa dan kreativitas.
2. Relevansi
a. Pemenuhan kebutuhan individu peserta didik dan tenaga kerja melalui “cooperative education/dua system”
b. Penguatan program pendidikan kejuruan menengah dan tinggi melalui magang, PPL,, praktik di dunia industri/usaha.
c. Penguatan pendidikan ketrampilan sebagai bagian integral dari kurikulum SLTP.
d. Pentingkatan program ketrmpilan di luar sekolahmelalui Kejar Paket B dan pemanfaatan BLK/KLK bekerjasama dengan Depnaker.
e. Penguatan program pendidikan professional di perguruan tinggi (Diploma dan Poltiteknik).
3. Kualitas
a. Peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, dengan prioritas pada pendidikan dasar dan tinggi.
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
c. Standarisasi dalam penyelenggaraan pendidikan (isi, sarana, prasarana, manajemen, PBM).
d. Kendali mutu pendidikan pada tingkat makro, meso dan mikro, dengan perhatian khusus kepada evaluasi pembelajaran yang menguji kemampuan berfikir dan daya nalar.
e. Penataan system penjurusan di SMA dengan lebih menekankan kepada pilihan berdasarkan minat dan kemampuan.
f. Peningkatan pendidikan jasmani untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
g. Meningkatkan jumlah populasi mahasiswa yang mempelajari sains dan teknologi sampai sekitar 25% dari seluruh populasi mahasiswa.
4. Efisiensi
a. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi (KIS) di dalam Depdikbud dan antara Depdikbud dengan departemen lain dan para users.
b. Peningkatan profesionalisme meliputi keahlian, cost effectiveness, dan penggunaan secara efektif seluruh sumberdaya pendidikan.
c. Desentralisasi dan dekonsentrasi manajemen nasional pendidikan.
d. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

































BAB III
PENUTUP


I. Kesimpulan
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi permasalahan pendidikan :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Laju pertumbuhan penduduk.
c. Aspirasi masyarakat akan pendidikan.
d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

II. Saran
a. Sebaiknya di setiap sekolah/lembaga kependidikan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.
b. Keprofesionalisme guru/pendidik harus lebih ditingkatkan.
c. Pemerintah harus lebih memperhatikan dunia pendidikan yang ternyata masih banyak tertinggal dengan negara-negara lain.
d. Sebaiknya semua pihak, mulai dari orang tua, pendidik, peserta didik, Depdiknas maupun pemerintah bersama-sama membangun dunia pendidikan, agar segala masalah tersebut dapat teratasi.

tekhnik laboratorium

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata “Labora” yang berarti kerja dan “Orium” berarti tempat. Jadi laboratorium berarti suatu tempat untuk melakukan kerja, percobaan/penelitian.
Laboratorium dapat dibedakan menjadi dua :
 Laboratorium terbuka, yaitu suatu tempat terbuka yang dapat digunakan untuk malakukan percobaan/penelitian.
Contohnya: sungai, kebun, sawah, laut, dll.
 Laboratorium tertutup, yaitu suatu tempat tertutup (ruangan) yang sengaja dibuat untuk melakukan percobaan/penelitian.
Contohnya: laboratorium sekolah, rumah kaca, dll.
Laboratorium memiliki arti sempit yaitu adalah suatu tempat tertutup. Sedangkan dalam arti luas adalah suatu tempat terbuka atau tertutup yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai jenis percobaan/penelitian.

B. Peran Laboratorium dalam Pembelajaran IPA
Dalam dunia pendidikan, pengetahuan dibagi menjadi dua :
Pengetahuan tidak Ilmiah
Pengetahuan
Pengetahuan Ilmiah
Suatu pengetahuan/ilmu dapat dikatakan Ilmiah jika memenuhi 4 syarat:
1. Obyektif = Ilmu tersebut sesuai dengan obyeknya.
2. Sistematik = Antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain
terdapat saling keterikatan.
3. Metodik = Ilmu tersebut diperoleh melalui cara-cara teratur
atau terkontrol.
4. Universal = Ilmu tersebut berlaku umum bagi siapa saja.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah sekumpulan pengetahuan tentang alam yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui proses-proses tertentu/proses ilmiah. IPA merupakan pengetahuan Ilmiah, yang selain mempelajari melalui teori juga melalui pengamatan (menggunakan seluruh panca indra).
Produk-produk ilmiah (materi ilmiah).
IPA
Proses-proses ilmiah (metode).

Laboratorium Pendidikan IPA adalah suatu tempat/ruangan yang tertutup yang digunakan oleh guru dan siswa untuk melakukan penelitian dalam bidang IPA. Peran laboratorium dalam IPA sangatlah penting karena IPA merupaka ilmu pasti, maka siswa dituntut aktif mengatahui serta meneliti segala sesuatu yang dipelajari, oleh karena itu untuk membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran perlu sekali adanya laboratorium dalam suatu sekolah. Laboratorium IPA biasanya dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu Laboratorium Biologi, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Fisika. Diharapkan setiap sekolah memiliki tiga laboratorium IPA tetapi apabila tidak memungkinkan dapat dirangkap menjadi satu.


BAB II
BANGUNAN & TATA RUANG LABORATORIUM

A. Bangunan Laboratorium
Bangunan Laboratorium bukan hanya meliputi papan tulis, meja dan kursi tetapi letak bangunan Laboratorium juga tidak boleh sembarangan, Syarat-syarat bangunan Laboratorium antara lain :
 Letak Laboratorium tidak terletak pada arah datangnya angina. Hal ini untuk menghindari pencemaran gas-gas/zat-zat tertentu di lingkungan.
 Mempunyai jarak yang cukup jauh dari sumber air. Untuk menghindari pencemaran air karena aktivitas laboratorium biasanya berupa limbah.
 Harus mempunyai saluran pembuangan sendiri, tidak bercampur dengan sungai saqluran pembuangan penduduk.
 Mempunyai jarak yang cukup dengan bangunan lain di sebelahnya. Untuk memberikan ventilasi dan penerangan cahaya yang cukup.

 

 Bangunan laboratorium terletak pada tempat yang mudah dikontrol. Untuk menjaga keamanan laboratorium, seperti pencurian dan kebakaran.
 Tidak boleh menggusur atau membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi.
 Tidak boleh menempati areal yang masih akan difungsikan bagi/untuk fungsi yang lainnya.
B. Ruang/Ukuran Laboratorium
1. Ruang Praktikum/Ruang Utama
 Fungsi = Ruang untuk melakukan percobaan oleh siswa.
 Ukuran = Ukuran idealnya adalah 2,5 m2/siswa
Jika jumlah siswa 40, maka 40 x 2,5 = 100 m2

80-100 m2

100-125 m2
2. Ruang Persiapan
 Fungsi = Ruang untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan yang
akan digunakan untuk melakukan praktikum.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
3. Ruang Penyimpanan/Gudang
 Fungsi = Ruang untuk menyimpan alat dan bahan yang belum
digunakan atau jarang digunakan atau digunakan
sebagai cadangan.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
4. Ruang Gelap
 Fungsi = Ruang untuk melakukan percobaan tertentu atau
pembuktian percobaan yang tidak memerlukan
cahaya.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
Dapat menggunakan ruang praktikum sementara yang
seluruh ruangannya ditutup.
5. Ruang Timbangan
 Fungsi = Ruang untuk meletakkan timbangan dan melakukan
penimbangan. Karena timbangan merupakan alat yang
valuabilitasnya mudah berubah.
C. Denah Laboratorium







Keterangan :
I = Ruang Praktikum
II = Ruang Persiapan
III = Ruang Penyimpanan/Gudang
IV = Ruang Timbangan

D. Kriteria Laboratorium yang Representatif
 Ruangan tidak gelap atau redup tetapi juga tidak terlalu terang karena bisa menyilaukan.
 Ruang tidak pengap dengan pencahayaan dan ventilasi cukup.
 Ruang mempunyai jendela kaca yang tidak terbuka.
 Ruang berpintu 2 (dua), di depan dan di belakang dengan daun pintu keluar.
 Mempunyai instalasi listrik, air bersih, alat pemadam kebakaran dan alat perabot lainnya.
 Ruang laboratorium dapat diubah menjadi ruang gelap untuk sementara waktu.
 Laboratorium harus mempunyai standar ukuran minimum untuk ruang praktikum (2,5 m2/siswa).
 Laboratorium mempunyai organisasi yang jelas dan rapi.
BAB III
PERLENGKAPAN LABORATORIUM

A. Perlengkapan – Pperlengkapan Dalam Laboratorium
1. Perabot Laboratorium
 Meja - Meja Demonstrasi = Meja untuk melakukan
praktikum yang berbahaya.
- Meja Kerja siswa
- Meja Dinding = Meja yang melekat di dinding
 Kursi = Untuk mempermudah gerak siswa dan menghemat
tempat.
 Almari - Almari Mikroskop = Almari untuk tempat
menyimpan mikroskop.
- Almari Uap = Almari yang memiliki cerobong uap
keluar, berfungsi untuk menyimpan
bahan kimia yang mudah menguap.
- Almari Biasa = Almari untuk menyimpan alat
dan bahan.
 Rak = Tempat untuk menyimpan awetan-awetan yang sering
digunakan untuk melakukan praktikum.
2. Alat –Alat Pertukangan / Perkakas
 Adalah alat –alat yang digunakan secara tidak langsung untuk membantu proses praktikum.
 Contoh: obeng, tang, gunting, pisau, gergaji, dll.
3. Alat - Alat Gelas
 Adalah alat-alat instrument yang terbuat dari gelas.
 Contoh: gelas ukur, tabung elemeyer, dll.
4. Alat – Alat Bukan Gelas
 Adalah alat-alat instrument yang tidak terbuat dari gelas.
 Contoh: kaki tiga, penjepit kayu, dll.
5. Alat – Alat Laboratorium Khusus
 Contoh: neraca, mikroskop, PH meter, termometer, dll.
6. Alat – Alat Peraga Pendidikan
 Contoh: bagan, model, film, contoh hewan & tumbuhan, dll.
7. Bahan – Bahan Laboratorium
 Camicalia Reagensia = lugol, benedic, dll.
Non Reagensia = HCl, H2SO4, dll.
 Non Camicalia = detergen, minyak, spirtus, dll.
8. Perlengkapan PPPK
9. ALat Pemadam Kebakaran
10. Alat Kebersihan













BAB IV
PENGATURAN & TATA LETAK PERABOT LABORATORIUM

A. Prinsip – Prinsip Layout (Tata Letak)
1. Prinsip Keamanan.
Penempatan perabot tidak boleh menjadi sumber kecelakaan di dalam Laboratorium.
2. Prinsip Kemudahan/Keefektifan.
Penempatan perabot harus sedemikian rupa sehingga mudah digunakan/mudah mengambil sesuatu dari dalamnya.
3. Prinsip Keleluasaan.
Penempatan perabot harus memungkinkan guru dan siswa untuk bergerak (Leluasa dalam melakukan praktikum).
4. Prinsip Keindahan.
Penempatan perabot harus memberikan kenyamanan bagi orang yang melihatnya (diatur rapi).
5. Prinsip Kefisikaan.
Penempatan perabot harus memperhitungkan meneruh cahaya, listrik, dan panas yang dapat berpengaruh terhadap alat dan bahan yang disimpan.
6. Prinsip Kekimiaan.
Penempatan perabot harus memperhitungkan pengaruh kimia terhadap alat dan bahan yang disimpan.
7. Prinsip Biologig.
Penempatan perabot harus memperhitungkan munculnya serangga dan organisme yang dapat merusak perlengkapan laboratorium lainnya.
B. 3 (tiga) Model Penempatan Meja Kerja Siswa
1. Model Pertama (1)
Meja disusun sejajar dengan meja demonstrasi, semua siswa menghadap ke depan dengan meja yang digunakan meja kecil. Ukuran meja @  70 – 220 cm.




 Kelebihan =- Semua siswa posisinya menghadap ke depan
sehingga siswa lebih berkonsentrasi.
- Guru lebih mudah mengamati semua aktifitas
siswa sehingga ketertiban lebih terjamin.
 Kelemahan=- Membutuhkan tempat lebih banyak karena meja
harus banyak.
- Ruangan menjadi sempit sehingga ruang gerak siswa
tidak leluasa.
- Proses diskusi lebih susah karena posisi duduk
tidak berhadapan.
2. Model Kedua (2)
Meja disusun sejajar dengan meja demonstrasi, siswa duduk berhadap-hadapan dengan meja yang digunakan meja besar.





 Kelebihan = - Krena meja lebih sedikit, maka ruang gerak siswa
lebih leluasa.
- Mudah melakukan diskusi karena posisi duduk
yang berhadapan.
 Kekurangan = - Sebagian siswa yang posisi duduknya
membelakangi guru kurang berkonsentrasi.
- Aktifitas siswa yang membelakangi guru kurang
terjamin.
3. Model Ketiga (3)
Meja disusun tegak lurus dengan meja demonstrasi, siswa duduk berhadap-hadapan dengan meja yang digunakan meja besar.






 Kelebihan = - Karena meja lebih sedikit maka ruang gerak
siswa lebih leluasa.
- Mudah melakukan diskusi karena posisi duduknya
berhadapan.
 Kekurangan = - Semua siswa tidak ada yang menghadap guru
sehingga siswa kurang nyaman dalam menerima
penjelasan guru.
- Sebagian siswa aktifitasnya kurang terkontrol
dan keamanan kurang terjamin.


C. Contoh Denah Laboratorium Sekolah












Keterangan :
Ruang I (Ruang Praktikum) Ruang II (Ruang Persiapan)
g = Meja demonstrasi a = Almari bisa
b = Meja dinding f = Rak
m = Wastafel
d = Meja kerja sisiwa
c = Almari biasa Ruang III (Ruang Neraca)
e = Rak Berisi meja dan neraca
h = Almari mikroskop

Ruang IV (Ruang Penyimpanan/Gudang)
i = Rak penyimpanan
j = Almari biasa
k = Almari biasa



Contoh Ruang dan Peralatan Laboratorium









BAB V
ORGANISASI LABORATORIUM

Syarat sebuah laboratorium yang representative harus memiliki organisasi laboratorium yang rapi. Contohnya dalam sebuah organisasi laboratorium IPA terdapat jabatan Kepala sekolah, Kepala laboratorium IPA, Ketua laboratorium bidang study dan Laboran (orang yang bertugas mengurusi laboratorium). Masing-masing jabatan memiliki masing-masing tugas yang berbeda.

1. Tugas Kepala Sekolah
 Sebagai penanggung jawab laboratorium.
 Memberikan tugas atau kewenangan kepada ketua laboratorium IPA untuk mengoptimalkan fungsi semua laboratorium.
 Menyediakan dana untuk operasional laboratorium.
 Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring dan evaluasi kepada semua yang ditugasi dalam laboratorium.
 Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan laboratorium secara optimal dalam pembelajaran IPA.
2. Tugas Kepala laboratorium IPA
 Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi semua laboratorium IPA.
 Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium.
 Mengusulkan kepada Kepala sekolah dalam pengadaan alat dan bahan laboratorium.

3. Tugas Ketua laboratorium bidang study
 Melaksanakan kelengkapan administrasi laboratorium masing-masing bidang study.
 Bertanggung jawab atas penyimpanan dan perawatan alat dan bahan laboratorium.
 Mengawasi kebersihan dan ketertiban laboratorium.
 Mengusulkan kepada Kepala laboratorium IPA dalam pengadaan alat dan bahan yang diperlukan dalam laboratorium.
4. Tugas Laboran
 Mengerjakan administrasi laboratorium.
 Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
 Bertanggung jawab atas kebersihan ruang dan alat-alat laboratorium.
 Secara periodik melaksanakan perawatan terhadap alat-alat laboratorium dan memperbaiki alat-alat yang rusak.














BAB VI
PENGELOLAAN LABORATORIUM

A. Pengadaan Alat dan Bahan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan alat dan bahan laboratorium :
1. Percobaan-percobaan/praktikum-praktikum apa saja yang akan dilakukan.
2. Alat dan bahan yang diperlukan.
3. Alat dan bahan yang akan dibeli.
4. Pengetahuan guru dalam mempergunakan alat dan bahan.
5. Ketersediaan dana.
6. Prosedur pembelian.
7. Proses pembelian.
8. Kelengkapan alat yang berupa paket (contoh : neraca).
9. Untuk alat-alat yang bersifat elektrik, perlu dilakukan pengecekan.
10. Petunjuk penggunaan alat dan bahan.
B. Administrasi Dalam Laboratorium
1. Buku Stock
Buku Stock berfungsi untuk mencatat semua barang dan alat yang ada dalam laboratorium. Contoh Buku Stock,






2. Buku Harian
Buku harian berfungsi untuk mencatat kegiatan sehari-hari dalam laboratorium.
3. Kumpulan penerimaan dan daftar pembelian alat dan bahan (Nota).
4. Buku Administrasi
Buku administrasi berfungsi untuk mencatat administrasi dalam laboratorium.
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyimpanan Alat dan Bahan
 Alat dan bahan apa saja yang sering digunakan dikelompokkan sendiri-sendiri.
 Alat dan Bahan apa saja yang jarang digunakan disimpan di gudang.
 Alat dan Bahan apa saja yang siswa boleh mengambil sendiri, diletakkan di ruang praktikum.
 Alat dan Bahan apa saja yang siswa tidak boleh mengambil sendiri, Diletakkan di ruang persiapan atau di ruang praktikum tetapi di dalam almari yang terkunci.
D. Menyimpan Bahan Kimia
 Menyimpan sesuai dengan spesifiknya.
 Harus ada etiket (tulisan/catatan) yang jelas. Misal: Tulisan pada botol, berisi cairan beracun/korosif.
 Bahan yang bersifat asam dan basa harus terletak saling berjauhan, tidak boleh terlalu dekat.
E. Menghindari Kerusakan Alat dan Bahan
 Sifat dari alat dan bahan harus benar-benar kita pahami.
 Cara penggunaaan alat dan bahan.
 Semua alat elektrik yang menggunakan baterai harus dilakukan pengecekan secara periodik pada baterainya saat akan digunakan.
 Menghindari kemungkinan arus pendek apabila alat itu menggunakan listrik dan lihat spesifikasinya (110 V atau 120 V)
 Memahami dengan benar sifat bahan-bahan dasar.
- Bahan Kaca = Tidak mudah pecah tapi tidak tahan benturan.
- Bahan Besi/logam = ahan panas, tidak tahan api secara langsung, bersifat isolator.
- Bahan Plastik = Tidak tahan panas, tidak tahan tekanan kuat, bersifat isolator.
- Bahan Karet.
-Bahan Keramik.
 Melakukan perawatan secara periodic pada semua alat dan bahan di laboratorium.
F. Pengecekan Kebersihan
Selain perawatan secara periodic juga harus dilakukan pengecekan kebersihan yang bukan hanya dilakukan terhadap alat dan bahan dalam laboratorium tatapi juga terhadap ruang-ruang dalam laboratorium, seperti ruang penyimpanan/gudang, ruang persiapan, ruang praktikum, ruang gelap (jika ada).







BAB VII
KESELAMATAN KERJA DALAM LABORATORIUM

A Disiplin Dalam Laboratorium
Contoh Tata tertib untuk laboratorium SMP
- Tidak banyak larangan.
- Lebih tertuju pada petunjuk-petunjuk.
B Kecelakaan Kerja Dalam Laboratorium
 Luka karena benda tajam/terkena pecahan benda/kaca.
 Luka terbakar.
 Terkana larutan bahan kimia yang bersifat korosif.
 Mata kemasukan benda/zat kimia.
 Menalan benda-benda/zat kimia beracun.
 Digigit hewan percobaan.
 Pingsan karena membau gas yang bersifat memusingkan.
 Terkena arus listrik.
 Terjadi kebakaran akibat letusan hasil praktikum/yang lain.
C Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja
 Kurang berhati=hati dalam menggunakan alat dan bahan praktikum.
 Bocornya gas beracun.
 Kelalaian/kecerobohan siswa.
 Bergurau, kurang disiplin siswa.
 Tidak mendengarkan intruksi guru.
 Tidak memahami prosedur kerja.
 Tidak memahami sifat alat dan bahan praktikum.
 Kurangnya pengawasan guru.

D Penanggulangan Proses Kecelakaan
1. Perlengkapan PPPK
Isi Obat :
- Beetadine/obat merah.
- Antalgin (obat penghilang rasa sakit).
- Revanol/Alkohol 70 %.
- Minyak kayu putih dan balsem.
Alat dalam PPPK :
- Perban yang dari kain kasa steril.
- Gunting, pinset.
- Kapas.
2. Alat pemadam kebakaran.
E Tindakan Prefentif Jika Terjadi kecelakaan
1. Jauhkan semua bahan yang mudah terbakar dari api.
- Padat : kayu, kain, kapas, kertas.
- Cair : spirtus, benzena, eter, minyak, aseton, alkohol.
- Gas : hydrogen, oksigen, chloroform, bunsen.
2. Pemanas spirtus maupun bunsen kalau tidak digunakan harus dalam kondisi tertutup.
3. Jangan menambahkan bahan bakar saat pemanas spirtus menyala, harus dimatikan terlebih dahulu.
4. Periksa kembali Bahan-bahan yang akan dibuang, jangan sampai bahan-bahan yang dibuang masih menyala/panas.
5. Pastikan semua alat dan bahan dalam kondisi padam saat akan meninggalkan laboratorium.


F Penanggulangan Korban Kecelakaan
Contoh kecelakaan terkena arus listrik
- Tindakan Prefentif : - Mengontrol terlebih dahulu semua alat dan
bahan dalam kondisi baik.
- Cek kabel untuk menghubungkan ke arus
listrik dalam keadaan baik/tidak terbuka.
- Pengecekan voltase sumber listrik dengan
voltase alat tersebut.
- Cara menyambung kabel ke stop kontak arus
benar.
- Mematikan saklar pada arus tersebut.
- Cabut kabel dari strop kontak.
- Kabel jangan terkena benda panas/nyala api.
- Tindakan Kuratif : - Arus listrik harus diputus terlebih dahulu.
- Bawa penderita ke tempat tenang dan beri
minum air hangat.
Contoh terkena larutan bahan kimia
Sifat -> beracun, korosif (merusak jaringan tubuh), mudah terbakar, eksplosif (mudah meledak).
- Tindakan Prefentif : - Penggunaan bahan kimia sesuai sifatnya.
- Tindakan Kuratif : - Cuci tangan dengan air sebabyak-banyaknya.
- Bahan bersifat racun harus dimuntahkan oleh
korban yang menelan bahan tersebut.




Contoh Tata Tertib Laboratorium Untuk SMP
Tata Tertib Laboratorium untuk Siswa
1. Siswa menggunakan jas laboratorium apabila memasuki ruang laboratorium untuk melakukan praktikum.
2. Siswa hanya boleh melakukan praktikum apabila didampingi oleh guru pembimbing/laboran.
3. Siswa diharap memperhatikan petunjuk/instruksi dari guru pembimbing/laboran saat melakukan praktikum.
4. Siswa tidak boleh membuat gaduh saat praktikum berlangsung.
5. Siswa diharap tidak menggunakan alat dan bahan lain selain alat dan bahan yang untuk kegiatan praktikum.
6. Siswa diwajibkan melengkapi buku administrasi laboratorium setiap kali menggunakan laboratorium.
7. Siswa hanya boleh meninggalkan laboratorium setelah alat dan bahan yang selasai digunakan dikembalikan pada tempatnya.
8. Siswa dihimbau untuk tidak memasuki ruang laboratorium apabila tidak melakukan kegiatan praktikum.
9. Siswa diwajibkan mematuhi tata tertib laboratorium yang ada.
10. Siswa yang sengaja/tidak sengaja merusak/menghilangkan/menjatuhkan alat dan bahan laboratorium diwajibkan melapor kepada laboran dan mengganti.






Tata Tertib Laboratorium untuk Guru
1. Guru menggunakan jas laboratorium apabila memasuki ruang laboratorium untuk melakukan praktikum.
2. Guru diharapkan memberi bimbingan kepada siswa sebelum memulai melakukan praktikum.
3. Guru sebaiknya memberikan peringatan-peringatan dini kepada siswa sebelum melakukan praktikum agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Guru pembimbing diwajibkan mengisi buku administrasi laboratorium apabila menggunakan kaboratorium.
5. Seluruh kegiatan dalam laboratorium saat kegiatan praktikum berlangsung menjadi tanggung jawab guru pembimbing yang bersangkutan.
6. Guru tidak boleh meninggalkan siswa saat kegiatan melakukan praktikum berlangsung.
7. Guru diwajibkan memberi peringatan kepada siswa yang melalaikan tugas/membuat gaduh saat kegiatan praktikum.
8. Guru berhak memberi sanksi/poin kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib laboratorium.
9. Guru sebaiknya tidak menggunakan ruang laboratorium apabila tidak untuk kegiatan praktikum.
10. Semua guru pembimbing/laboran diwajibkan mematuhi tata tertib laboratorium yang ada.

Evolusi

Evolusi


Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari

Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan
frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini
menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup. Meskipun teori
evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya
ide tentang teori evolusi telah berakar sejak jaman Aristoteles. Namun
demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi
yang telah banyak terbukti mapan manghadapi test-test ilmiah
("scientific testing"). Sampai saat ini, Darwin teori tentang evolusi
yang terjadi karena seleksi alam, adalah teori yang terbaik dan
kemungkinan besar akan tetap begitu di masa depan[1]
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Tokoh Evolusi
* 2 Garis Besar
* 3 Beberapa Salah Paham tentang Evolusi
* 4 Sosial Kontroversi Evolusi
* 5 Pranala Luar
* 6 Catatan Kaki

[sunting] Tokoh Evolusi
The Darwin-Wallace medali diterbitkan oleh Linnean society dalam
perayaan 50 tahun penerbitan Darwin and Wallace teori tentang seleksi alam
The Darwin-Wallace medali diterbitkan oleh Linnean society dalam
perayaan 50 tahun penerbitan Darwin and Wallace teori tentang seleksi alam

Carolus Linnaeus, penggagas sistem klasifikasi biologi modern,
menunjukkan bahwa seluruh dunia kehidupan dapat diatur dalam hierarki
yang, apabila digambarkan dalam bentuk diagram, menyerupai silsilah.
Setelah Linnaeus, para naturalis sering menanggap bahwa makhluk hidup
saling 'berkerabat' namun mereka belum tahu apa penyebabnya.

Jean Baptiste de Lamarck, seorang naturalis dari Perancis, adalah
ilmuwan pertama yang mengajukan ide terjadinya perubahan terhadap
makhluk hidup seiring dengan waktu sebagai akibat dari pengaruh
lingkungan.

Gregor Mendel adalah seorang pendeta dan ilmuwan dari ceko, yang
mempelajari ilmu keturunan. Dengan mengobservasi kacang pulung selama
bertahun-tahun, Mendel mengambil kesimpulan bahwa ada suatu patron
dalam keturunan. Hasil penyelidikan Mendel menjadi dasar ilmu genetika.

Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti
ekplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada
tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah Darwin meneliti berbagai
hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin berada di Kepulauan
Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai
pengamatan terhadap bermacam hewan yang ada di kepulauan terpencil
itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai pengamatan lanjutan
yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan
yang diperolehnya-lah Darwin membentuk embrio teori evolusi. Pada
1859, Darwin menerbitkan "On the Origin of Species by means of Natural
Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
kehidupan telah ber-evolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme
yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam.

Alfred Russel Wallace adalah seoring naturalis Ingris yang hidup
semasa dengan Darwin. Wallace secara terpisah juga memikirkan teori
evolusi identik dengan Darwin. Darwin dan Wallace cukup lama
berkorespondensi secara ilmiah. Wallace malah banyak mengirim
spesies-spesie penemuan baru dari Asia ke Darwin untuk diteliti.
Wallace teori tentang evolusi, menurut dia sendiri, adalah hasil
pemikiran yang datang secara spontan. Di lain pihak, teori evolusi
Darwin adalah hasil pemikiran secara metodis selama bertahun-tahun.
Ironisnya, Darwin menjadi sangat jauh terkenal daripada Wallace
sendiri. Namun demikian, Wallace adalah salah satu pembela Darwin dan
teorinya dimasa kontroversial setelah buku "The Origin of Species"
diterbitkan.

Walaupun ide evolusi (bahwa makhlup hidup secara berangsur-angsur
berubah)telah didiskusikan jauh sebelum abad ke-19, Darwin dan Wallace
adalah yang pertama mencetuskan bagaimana proses evolusi itu berlangsung.

Menurut Ernst Mayr (2001), Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi:

1. Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
2. Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
3. Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
4. Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
5. Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi

[sunting] Garis Besar
Darwin Finches
Darwin Finches

Evolusi menjelaskan sejarah makhluk hidup, hewan, tumbuhan, fungi,
mikroba. Bukti pendukungnya amat banyak dan berasal dari berbagai
cabang biologi: hierarki taksonomi sebagaimana ditemukan Linnaeus dan
para penerusnya, fosil-fosil yang menunjukkan bahwa kehidupan di masa
lalu berbeda bentuknya dengan kehidupan masa sekarang, hingga bukti
genetika yang menunjukkan kesamaan antara berbagai makhluk hidup. Kini
evolusi bisa dikatakan telah menjadi teori sentral dalam biologi
modern -- tak salah bila ahli genetika Theodosius Dobzhansky berkata,
"Nothing in biology makes sense except in the light of evolution".

Paruh burung finch (sejenis burung manyar) menjadi topik pemikiran
Darwin yang mendasari evolusi teorinya (lihat gambar)[2]. Ketika
berada di kepulauan Galapagos, bagin dari ekspedisi HMS Beagle, Darwin
melihat bahwa paruh burung finch berbeda-beda, tergantung dari pulau
mana asalnya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana burung finch
menyesuaikan diri dengan kondisi pulau yang berbeda-beda. Contohnya,
di pulau yang satu, paruh burung finch kuat dan pendek dan cocok untuk
memecahkan kulit kacang yang keras. Di pulau lainnya, paruh burung
finch sedikit lebih panjang dan lebih tipis, cocok untuk mengisap
jenis makanan yang berada di pulau itu. Hal ini membuat Darwin
berpikir akan suatu kemungkinan bahwa burung finch tidak diciptakan
begitu saja, melainkan melalui proses adaptasi.

Waktu adalah faktor penting dalam evolusi. Proses evolusi memerlukan
waktu yang sangat lama. Menurut Darwin, ada dua mekanisme yang
mendasari evolusi. Pertama, proses evolusi membawa spesies yang ada
untuk berinteraksi dengan kondisi ekologinya. Contohnya, karena hasi
evolusi, beberapa burung mempunyai paruh yang hanya bisa dipakai untuk
menghispap madu bunga. Selama bunga itu masih tersedia, burung ini
akan hidup. Tetapi, bila bunga ini, karena sesuatu hal, punah, maka
burung itu kemungkinan besar akan punah juga. Mekanisme yang kedua
adalah kelahiran spesies baru dari hasil variasi di spesies yang ada.
Ini terjadi bila suatu group mahluk hidup menjadi terpisah dan pada
akhirnya mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda. Contoh klasik
adalah burung finch di atas. Asal mulanya, nenek moyang burung dari
bermacam pulau di Galapagos adalah berasal dari daratan Amerika
Selatan. Karena bertebaran di bermacam pulau, burung ini akhirnya
mengembangkan gaya hidup yang berbeda-beda. Waktu (melalui banyak
generasi burung) dan perjuangan untuk hidup (survival) adalah dua hal
yang dibutuhkan untuk melahirkan generasi baru burung finch. Waktu
yang lebih panjang lagi dan melalui proses yang sama, menurut Darwin
akan dapat menjelaskan evolusi dari semua mahluk hidup di muka bumi
yang berasal dari satu "common ancestor".

[sunting] Beberapa Salah Paham tentang Evolusi
Famili Hominidae yang berasal dari nenek moyang yang sama
Famili Hominidae yang berasal dari nenek moyang yang sama

* Evolusi tidaklah, sebagaimana yang disangka banyak orang,
menyatakan bahwa 'manusia berevolusi dari kera'. Tetapi, manusia dan
kera yang ada sekarang mempunyai "moyang yang sama". Pengertian
"moyang" ini harus dipahami sebagai moyang secara fisik, bukan
spiritual, paling tidak hingga saat ini.
* Evolusi tidak berarti membuat makhluk hidup tambah bagus atau
tambah intelek. Contohnya, ular adalah hasil evolusi proses dari
semacam kadal yang tidak lagi memerlukan 'tangan' dan 'kaki'.
* Evolusi tidak mempunyai tujuan tertentu. Organisme adalah hasil
dari mutasi yang sukses, maupun gagal, tergantung dari kondisi
lingkungan pada saat itu.
* Manusia tidak mempunyai tempat yang khusus di dalam "pohon
evolusi". Kita hanyalah salah satu cabang dari pohon itu.
* Evolusi tidak berhenti. Evolusi adalah proses basis dari bilogi
dan terus berlangsung.
* Banyak yang bilang bahwa tidak ada bukti-bukti evolusi. Evolusi
sudah banyak diobservasi di laboratorium maupun dari bukti-bukti fosil.

[sunting] Sosial Kontroversi Evolusi

Sejak dari publikasi buku Darwin "The Origin of Species, evolusi
mendapat banyak kritik dan menjadi tema yang kontroversial. Namun
demikian, kontroversi ini pada umumnya berkisar dalam implikasi dari
teori evolusi di bidang filsafat, sosial, dan agama. Di dalam
komunitas ilmuwan, teori evolusi telah diterima secara luas dan tidak
mendapat tantangan. Seperti yang sudah diprediksi oleh Darwin,
implikasi yang paling controversial adalah evolusi manusia. Khususnya,
banyak yang tidak menerima bahwa segala jensi makhluk hidup, termasuk
manusia, berasal dari proses alam yang tidak memerlukan campur tangan
dewa-dewa, termasuk Tuhan. Aliran yang sering dianggap berlawanan
dengan teori evolusi adalah penciptaan (ciptaanisme atau creationism
dalam bahasa Inggris) yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala
jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada kesamaan
leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari
jenis makhluk hidup lain). Ciptaanisme pertama kali timbul di kalangan
Kristen literalis yang tidak dapat menerima evolusi karena dianggap
bertentangan dengan narasi kisah penciptaan tujuh hari pada Kitab
Kejadian dalam Perjanjian Lama, namun belakangan muncul juga di
kalangan Islam (walau sebenarnya di dalam al-Qur'an tidak ada narasi
penciptaan spesifik seperti dalam Kejadian). Penyebab penolakan
sebagian kalangan beragama tesebut mungkin disebabkan anggapan bahwa
evolusi menghilangkan 'peran Tuhan' dalam penciptaan, atau bahkan
bahwa evolusi menyokong ateisme, kendati evolusi sebagai sains tidak
bisa ikut campur persoalan tindakan ilahi, yang berada dalam ranah
keimanan, artinya berada di luar sains.

http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

 
WELCOME TO BAMA ANDROID And SOFTWARE