Minggu, 27 Desember 2009

tekhnik laboratorium

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata “Labora” yang berarti kerja dan “Orium” berarti tempat. Jadi laboratorium berarti suatu tempat untuk melakukan kerja, percobaan/penelitian.
Laboratorium dapat dibedakan menjadi dua :
 Laboratorium terbuka, yaitu suatu tempat terbuka yang dapat digunakan untuk malakukan percobaan/penelitian.
Contohnya: sungai, kebun, sawah, laut, dll.
 Laboratorium tertutup, yaitu suatu tempat tertutup (ruangan) yang sengaja dibuat untuk melakukan percobaan/penelitian.
Contohnya: laboratorium sekolah, rumah kaca, dll.
Laboratorium memiliki arti sempit yaitu adalah suatu tempat tertutup. Sedangkan dalam arti luas adalah suatu tempat terbuka atau tertutup yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai jenis percobaan/penelitian.

B. Peran Laboratorium dalam Pembelajaran IPA
Dalam dunia pendidikan, pengetahuan dibagi menjadi dua :
Pengetahuan tidak Ilmiah
Pengetahuan
Pengetahuan Ilmiah
Suatu pengetahuan/ilmu dapat dikatakan Ilmiah jika memenuhi 4 syarat:
1. Obyektif = Ilmu tersebut sesuai dengan obyeknya.
2. Sistematik = Antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain
terdapat saling keterikatan.
3. Metodik = Ilmu tersebut diperoleh melalui cara-cara teratur
atau terkontrol.
4. Universal = Ilmu tersebut berlaku umum bagi siapa saja.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah sekumpulan pengetahuan tentang alam yang tersusun secara sistematis yang diperoleh melalui proses-proses tertentu/proses ilmiah. IPA merupakan pengetahuan Ilmiah, yang selain mempelajari melalui teori juga melalui pengamatan (menggunakan seluruh panca indra).
Produk-produk ilmiah (materi ilmiah).
IPA
Proses-proses ilmiah (metode).

Laboratorium Pendidikan IPA adalah suatu tempat/ruangan yang tertutup yang digunakan oleh guru dan siswa untuk melakukan penelitian dalam bidang IPA. Peran laboratorium dalam IPA sangatlah penting karena IPA merupaka ilmu pasti, maka siswa dituntut aktif mengatahui serta meneliti segala sesuatu yang dipelajari, oleh karena itu untuk membantu siswa dan guru dalam proses pembelajaran perlu sekali adanya laboratorium dalam suatu sekolah. Laboratorium IPA biasanya dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu Laboratorium Biologi, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Fisika. Diharapkan setiap sekolah memiliki tiga laboratorium IPA tetapi apabila tidak memungkinkan dapat dirangkap menjadi satu.


BAB II
BANGUNAN & TATA RUANG LABORATORIUM

A. Bangunan Laboratorium
Bangunan Laboratorium bukan hanya meliputi papan tulis, meja dan kursi tetapi letak bangunan Laboratorium juga tidak boleh sembarangan, Syarat-syarat bangunan Laboratorium antara lain :
 Letak Laboratorium tidak terletak pada arah datangnya angina. Hal ini untuk menghindari pencemaran gas-gas/zat-zat tertentu di lingkungan.
 Mempunyai jarak yang cukup jauh dari sumber air. Untuk menghindari pencemaran air karena aktivitas laboratorium biasanya berupa limbah.
 Harus mempunyai saluran pembuangan sendiri, tidak bercampur dengan sungai saqluran pembuangan penduduk.
 Mempunyai jarak yang cukup dengan bangunan lain di sebelahnya. Untuk memberikan ventilasi dan penerangan cahaya yang cukup.

 

 Bangunan laboratorium terletak pada tempat yang mudah dikontrol. Untuk menjaga keamanan laboratorium, seperti pencurian dan kebakaran.
 Tidak boleh menggusur atau membongkar fasilitas lain yang masih berfungsi.
 Tidak boleh menempati areal yang masih akan difungsikan bagi/untuk fungsi yang lainnya.
B. Ruang/Ukuran Laboratorium
1. Ruang Praktikum/Ruang Utama
 Fungsi = Ruang untuk melakukan percobaan oleh siswa.
 Ukuran = Ukuran idealnya adalah 2,5 m2/siswa
Jika jumlah siswa 40, maka 40 x 2,5 = 100 m2

80-100 m2

100-125 m2
2. Ruang Persiapan
 Fungsi = Ruang untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan yang
akan digunakan untuk melakukan praktikum.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
3. Ruang Penyimpanan/Gudang
 Fungsi = Ruang untuk menyimpan alat dan bahan yang belum
digunakan atau jarang digunakan atau digunakan
sebagai cadangan.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
4. Ruang Gelap
 Fungsi = Ruang untuk melakukan percobaan tertentu atau
pembuktian percobaan yang tidak memerlukan
cahaya.
 Ukuran = Tidak ada penetapan/keharusan ukuran ruang.
Dapat menggunakan ruang praktikum sementara yang
seluruh ruangannya ditutup.
5. Ruang Timbangan
 Fungsi = Ruang untuk meletakkan timbangan dan melakukan
penimbangan. Karena timbangan merupakan alat yang
valuabilitasnya mudah berubah.
C. Denah Laboratorium







Keterangan :
I = Ruang Praktikum
II = Ruang Persiapan
III = Ruang Penyimpanan/Gudang
IV = Ruang Timbangan

D. Kriteria Laboratorium yang Representatif
 Ruangan tidak gelap atau redup tetapi juga tidak terlalu terang karena bisa menyilaukan.
 Ruang tidak pengap dengan pencahayaan dan ventilasi cukup.
 Ruang mempunyai jendela kaca yang tidak terbuka.
 Ruang berpintu 2 (dua), di depan dan di belakang dengan daun pintu keluar.
 Mempunyai instalasi listrik, air bersih, alat pemadam kebakaran dan alat perabot lainnya.
 Ruang laboratorium dapat diubah menjadi ruang gelap untuk sementara waktu.
 Laboratorium harus mempunyai standar ukuran minimum untuk ruang praktikum (2,5 m2/siswa).
 Laboratorium mempunyai organisasi yang jelas dan rapi.
BAB III
PERLENGKAPAN LABORATORIUM

A. Perlengkapan – Pperlengkapan Dalam Laboratorium
1. Perabot Laboratorium
 Meja - Meja Demonstrasi = Meja untuk melakukan
praktikum yang berbahaya.
- Meja Kerja siswa
- Meja Dinding = Meja yang melekat di dinding
 Kursi = Untuk mempermudah gerak siswa dan menghemat
tempat.
 Almari - Almari Mikroskop = Almari untuk tempat
menyimpan mikroskop.
- Almari Uap = Almari yang memiliki cerobong uap
keluar, berfungsi untuk menyimpan
bahan kimia yang mudah menguap.
- Almari Biasa = Almari untuk menyimpan alat
dan bahan.
 Rak = Tempat untuk menyimpan awetan-awetan yang sering
digunakan untuk melakukan praktikum.
2. Alat –Alat Pertukangan / Perkakas
 Adalah alat –alat yang digunakan secara tidak langsung untuk membantu proses praktikum.
 Contoh: obeng, tang, gunting, pisau, gergaji, dll.
3. Alat - Alat Gelas
 Adalah alat-alat instrument yang terbuat dari gelas.
 Contoh: gelas ukur, tabung elemeyer, dll.
4. Alat – Alat Bukan Gelas
 Adalah alat-alat instrument yang tidak terbuat dari gelas.
 Contoh: kaki tiga, penjepit kayu, dll.
5. Alat – Alat Laboratorium Khusus
 Contoh: neraca, mikroskop, PH meter, termometer, dll.
6. Alat – Alat Peraga Pendidikan
 Contoh: bagan, model, film, contoh hewan & tumbuhan, dll.
7. Bahan – Bahan Laboratorium
 Camicalia Reagensia = lugol, benedic, dll.
Non Reagensia = HCl, H2SO4, dll.
 Non Camicalia = detergen, minyak, spirtus, dll.
8. Perlengkapan PPPK
9. ALat Pemadam Kebakaran
10. Alat Kebersihan













BAB IV
PENGATURAN & TATA LETAK PERABOT LABORATORIUM

A. Prinsip – Prinsip Layout (Tata Letak)
1. Prinsip Keamanan.
Penempatan perabot tidak boleh menjadi sumber kecelakaan di dalam Laboratorium.
2. Prinsip Kemudahan/Keefektifan.
Penempatan perabot harus sedemikian rupa sehingga mudah digunakan/mudah mengambil sesuatu dari dalamnya.
3. Prinsip Keleluasaan.
Penempatan perabot harus memungkinkan guru dan siswa untuk bergerak (Leluasa dalam melakukan praktikum).
4. Prinsip Keindahan.
Penempatan perabot harus memberikan kenyamanan bagi orang yang melihatnya (diatur rapi).
5. Prinsip Kefisikaan.
Penempatan perabot harus memperhitungkan meneruh cahaya, listrik, dan panas yang dapat berpengaruh terhadap alat dan bahan yang disimpan.
6. Prinsip Kekimiaan.
Penempatan perabot harus memperhitungkan pengaruh kimia terhadap alat dan bahan yang disimpan.
7. Prinsip Biologig.
Penempatan perabot harus memperhitungkan munculnya serangga dan organisme yang dapat merusak perlengkapan laboratorium lainnya.
B. 3 (tiga) Model Penempatan Meja Kerja Siswa
1. Model Pertama (1)
Meja disusun sejajar dengan meja demonstrasi, semua siswa menghadap ke depan dengan meja yang digunakan meja kecil. Ukuran meja @  70 – 220 cm.




 Kelebihan =- Semua siswa posisinya menghadap ke depan
sehingga siswa lebih berkonsentrasi.
- Guru lebih mudah mengamati semua aktifitas
siswa sehingga ketertiban lebih terjamin.
 Kelemahan=- Membutuhkan tempat lebih banyak karena meja
harus banyak.
- Ruangan menjadi sempit sehingga ruang gerak siswa
tidak leluasa.
- Proses diskusi lebih susah karena posisi duduk
tidak berhadapan.
2. Model Kedua (2)
Meja disusun sejajar dengan meja demonstrasi, siswa duduk berhadap-hadapan dengan meja yang digunakan meja besar.





 Kelebihan = - Krena meja lebih sedikit, maka ruang gerak siswa
lebih leluasa.
- Mudah melakukan diskusi karena posisi duduk
yang berhadapan.
 Kekurangan = - Sebagian siswa yang posisi duduknya
membelakangi guru kurang berkonsentrasi.
- Aktifitas siswa yang membelakangi guru kurang
terjamin.
3. Model Ketiga (3)
Meja disusun tegak lurus dengan meja demonstrasi, siswa duduk berhadap-hadapan dengan meja yang digunakan meja besar.






 Kelebihan = - Karena meja lebih sedikit maka ruang gerak
siswa lebih leluasa.
- Mudah melakukan diskusi karena posisi duduknya
berhadapan.
 Kekurangan = - Semua siswa tidak ada yang menghadap guru
sehingga siswa kurang nyaman dalam menerima
penjelasan guru.
- Sebagian siswa aktifitasnya kurang terkontrol
dan keamanan kurang terjamin.


C. Contoh Denah Laboratorium Sekolah












Keterangan :
Ruang I (Ruang Praktikum) Ruang II (Ruang Persiapan)
g = Meja demonstrasi a = Almari bisa
b = Meja dinding f = Rak
m = Wastafel
d = Meja kerja sisiwa
c = Almari biasa Ruang III (Ruang Neraca)
e = Rak Berisi meja dan neraca
h = Almari mikroskop

Ruang IV (Ruang Penyimpanan/Gudang)
i = Rak penyimpanan
j = Almari biasa
k = Almari biasa



Contoh Ruang dan Peralatan Laboratorium









BAB V
ORGANISASI LABORATORIUM

Syarat sebuah laboratorium yang representative harus memiliki organisasi laboratorium yang rapi. Contohnya dalam sebuah organisasi laboratorium IPA terdapat jabatan Kepala sekolah, Kepala laboratorium IPA, Ketua laboratorium bidang study dan Laboran (orang yang bertugas mengurusi laboratorium). Masing-masing jabatan memiliki masing-masing tugas yang berbeda.

1. Tugas Kepala Sekolah
 Sebagai penanggung jawab laboratorium.
 Memberikan tugas atau kewenangan kepada ketua laboratorium IPA untuk mengoptimalkan fungsi semua laboratorium.
 Menyediakan dana untuk operasional laboratorium.
 Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring dan evaluasi kepada semua yang ditugasi dalam laboratorium.
 Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan laboratorium secara optimal dalam pembelajaran IPA.
2. Tugas Kepala laboratorium IPA
 Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi semua laboratorium IPA.
 Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium.
 Mengusulkan kepada Kepala sekolah dalam pengadaan alat dan bahan laboratorium.

3. Tugas Ketua laboratorium bidang study
 Melaksanakan kelengkapan administrasi laboratorium masing-masing bidang study.
 Bertanggung jawab atas penyimpanan dan perawatan alat dan bahan laboratorium.
 Mengawasi kebersihan dan ketertiban laboratorium.
 Mengusulkan kepada Kepala laboratorium IPA dalam pengadaan alat dan bahan yang diperlukan dalam laboratorium.
4. Tugas Laboran
 Mengerjakan administrasi laboratorium.
 Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
 Bertanggung jawab atas kebersihan ruang dan alat-alat laboratorium.
 Secara periodik melaksanakan perawatan terhadap alat-alat laboratorium dan memperbaiki alat-alat yang rusak.














BAB VI
PENGELOLAAN LABORATORIUM

A. Pengadaan Alat dan Bahan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan alat dan bahan laboratorium :
1. Percobaan-percobaan/praktikum-praktikum apa saja yang akan dilakukan.
2. Alat dan bahan yang diperlukan.
3. Alat dan bahan yang akan dibeli.
4. Pengetahuan guru dalam mempergunakan alat dan bahan.
5. Ketersediaan dana.
6. Prosedur pembelian.
7. Proses pembelian.
8. Kelengkapan alat yang berupa paket (contoh : neraca).
9. Untuk alat-alat yang bersifat elektrik, perlu dilakukan pengecekan.
10. Petunjuk penggunaan alat dan bahan.
B. Administrasi Dalam Laboratorium
1. Buku Stock
Buku Stock berfungsi untuk mencatat semua barang dan alat yang ada dalam laboratorium. Contoh Buku Stock,






2. Buku Harian
Buku harian berfungsi untuk mencatat kegiatan sehari-hari dalam laboratorium.
3. Kumpulan penerimaan dan daftar pembelian alat dan bahan (Nota).
4. Buku Administrasi
Buku administrasi berfungsi untuk mencatat administrasi dalam laboratorium.
C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyimpanan Alat dan Bahan
 Alat dan bahan apa saja yang sering digunakan dikelompokkan sendiri-sendiri.
 Alat dan Bahan apa saja yang jarang digunakan disimpan di gudang.
 Alat dan Bahan apa saja yang siswa boleh mengambil sendiri, diletakkan di ruang praktikum.
 Alat dan Bahan apa saja yang siswa tidak boleh mengambil sendiri, Diletakkan di ruang persiapan atau di ruang praktikum tetapi di dalam almari yang terkunci.
D. Menyimpan Bahan Kimia
 Menyimpan sesuai dengan spesifiknya.
 Harus ada etiket (tulisan/catatan) yang jelas. Misal: Tulisan pada botol, berisi cairan beracun/korosif.
 Bahan yang bersifat asam dan basa harus terletak saling berjauhan, tidak boleh terlalu dekat.
E. Menghindari Kerusakan Alat dan Bahan
 Sifat dari alat dan bahan harus benar-benar kita pahami.
 Cara penggunaaan alat dan bahan.
 Semua alat elektrik yang menggunakan baterai harus dilakukan pengecekan secara periodik pada baterainya saat akan digunakan.
 Menghindari kemungkinan arus pendek apabila alat itu menggunakan listrik dan lihat spesifikasinya (110 V atau 120 V)
 Memahami dengan benar sifat bahan-bahan dasar.
- Bahan Kaca = Tidak mudah pecah tapi tidak tahan benturan.
- Bahan Besi/logam = ahan panas, tidak tahan api secara langsung, bersifat isolator.
- Bahan Plastik = Tidak tahan panas, tidak tahan tekanan kuat, bersifat isolator.
- Bahan Karet.
-Bahan Keramik.
 Melakukan perawatan secara periodic pada semua alat dan bahan di laboratorium.
F. Pengecekan Kebersihan
Selain perawatan secara periodic juga harus dilakukan pengecekan kebersihan yang bukan hanya dilakukan terhadap alat dan bahan dalam laboratorium tatapi juga terhadap ruang-ruang dalam laboratorium, seperti ruang penyimpanan/gudang, ruang persiapan, ruang praktikum, ruang gelap (jika ada).







BAB VII
KESELAMATAN KERJA DALAM LABORATORIUM

A Disiplin Dalam Laboratorium
Contoh Tata tertib untuk laboratorium SMP
- Tidak banyak larangan.
- Lebih tertuju pada petunjuk-petunjuk.
B Kecelakaan Kerja Dalam Laboratorium
 Luka karena benda tajam/terkena pecahan benda/kaca.
 Luka terbakar.
 Terkana larutan bahan kimia yang bersifat korosif.
 Mata kemasukan benda/zat kimia.
 Menalan benda-benda/zat kimia beracun.
 Digigit hewan percobaan.
 Pingsan karena membau gas yang bersifat memusingkan.
 Terkena arus listrik.
 Terjadi kebakaran akibat letusan hasil praktikum/yang lain.
C Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja
 Kurang berhati=hati dalam menggunakan alat dan bahan praktikum.
 Bocornya gas beracun.
 Kelalaian/kecerobohan siswa.
 Bergurau, kurang disiplin siswa.
 Tidak mendengarkan intruksi guru.
 Tidak memahami prosedur kerja.
 Tidak memahami sifat alat dan bahan praktikum.
 Kurangnya pengawasan guru.

D Penanggulangan Proses Kecelakaan
1. Perlengkapan PPPK
Isi Obat :
- Beetadine/obat merah.
- Antalgin (obat penghilang rasa sakit).
- Revanol/Alkohol 70 %.
- Minyak kayu putih dan balsem.
Alat dalam PPPK :
- Perban yang dari kain kasa steril.
- Gunting, pinset.
- Kapas.
2. Alat pemadam kebakaran.
E Tindakan Prefentif Jika Terjadi kecelakaan
1. Jauhkan semua bahan yang mudah terbakar dari api.
- Padat : kayu, kain, kapas, kertas.
- Cair : spirtus, benzena, eter, minyak, aseton, alkohol.
- Gas : hydrogen, oksigen, chloroform, bunsen.
2. Pemanas spirtus maupun bunsen kalau tidak digunakan harus dalam kondisi tertutup.
3. Jangan menambahkan bahan bakar saat pemanas spirtus menyala, harus dimatikan terlebih dahulu.
4. Periksa kembali Bahan-bahan yang akan dibuang, jangan sampai bahan-bahan yang dibuang masih menyala/panas.
5. Pastikan semua alat dan bahan dalam kondisi padam saat akan meninggalkan laboratorium.


F Penanggulangan Korban Kecelakaan
Contoh kecelakaan terkena arus listrik
- Tindakan Prefentif : - Mengontrol terlebih dahulu semua alat dan
bahan dalam kondisi baik.
- Cek kabel untuk menghubungkan ke arus
listrik dalam keadaan baik/tidak terbuka.
- Pengecekan voltase sumber listrik dengan
voltase alat tersebut.
- Cara menyambung kabel ke stop kontak arus
benar.
- Mematikan saklar pada arus tersebut.
- Cabut kabel dari strop kontak.
- Kabel jangan terkena benda panas/nyala api.
- Tindakan Kuratif : - Arus listrik harus diputus terlebih dahulu.
- Bawa penderita ke tempat tenang dan beri
minum air hangat.
Contoh terkena larutan bahan kimia
Sifat -> beracun, korosif (merusak jaringan tubuh), mudah terbakar, eksplosif (mudah meledak).
- Tindakan Prefentif : - Penggunaan bahan kimia sesuai sifatnya.
- Tindakan Kuratif : - Cuci tangan dengan air sebabyak-banyaknya.
- Bahan bersifat racun harus dimuntahkan oleh
korban yang menelan bahan tersebut.




Contoh Tata Tertib Laboratorium Untuk SMP
Tata Tertib Laboratorium untuk Siswa
1. Siswa menggunakan jas laboratorium apabila memasuki ruang laboratorium untuk melakukan praktikum.
2. Siswa hanya boleh melakukan praktikum apabila didampingi oleh guru pembimbing/laboran.
3. Siswa diharap memperhatikan petunjuk/instruksi dari guru pembimbing/laboran saat melakukan praktikum.
4. Siswa tidak boleh membuat gaduh saat praktikum berlangsung.
5. Siswa diharap tidak menggunakan alat dan bahan lain selain alat dan bahan yang untuk kegiatan praktikum.
6. Siswa diwajibkan melengkapi buku administrasi laboratorium setiap kali menggunakan laboratorium.
7. Siswa hanya boleh meninggalkan laboratorium setelah alat dan bahan yang selasai digunakan dikembalikan pada tempatnya.
8. Siswa dihimbau untuk tidak memasuki ruang laboratorium apabila tidak melakukan kegiatan praktikum.
9. Siswa diwajibkan mematuhi tata tertib laboratorium yang ada.
10. Siswa yang sengaja/tidak sengaja merusak/menghilangkan/menjatuhkan alat dan bahan laboratorium diwajibkan melapor kepada laboran dan mengganti.






Tata Tertib Laboratorium untuk Guru
1. Guru menggunakan jas laboratorium apabila memasuki ruang laboratorium untuk melakukan praktikum.
2. Guru diharapkan memberi bimbingan kepada siswa sebelum memulai melakukan praktikum.
3. Guru sebaiknya memberikan peringatan-peringatan dini kepada siswa sebelum melakukan praktikum agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Guru pembimbing diwajibkan mengisi buku administrasi laboratorium apabila menggunakan kaboratorium.
5. Seluruh kegiatan dalam laboratorium saat kegiatan praktikum berlangsung menjadi tanggung jawab guru pembimbing yang bersangkutan.
6. Guru tidak boleh meninggalkan siswa saat kegiatan melakukan praktikum berlangsung.
7. Guru diwajibkan memberi peringatan kepada siswa yang melalaikan tugas/membuat gaduh saat kegiatan praktikum.
8. Guru berhak memberi sanksi/poin kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib laboratorium.
9. Guru sebaiknya tidak menggunakan ruang laboratorium apabila tidak untuk kegiatan praktikum.
10. Semua guru pembimbing/laboran diwajibkan mematuhi tata tertib laboratorium yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar

di add ya

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

 
WELCOME TO BAMA ANDROID And SOFTWARE